Indonesia Tak Gentar Malaysia-Singapura Kerjasama Bangun Kawasan Ekonomi Khusus
Indonesia siap bersaing dengan Malaysia dan Singapura yang menjalin kerjasama pengembangan zona ekonomi khusus lintas batas pertama di Asia Tenggara.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia siap berkompetisi dengan Malaysia dan Singapura yang menjalin kerjasama pengembangan zona ekonomi khusus lintas batas pertama di Asia Tenggara.
Kepala Biro Investasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK Bambang Wijanarko mengatakan, berbagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam bakal dibuat lebih kompetitif.
Saat ini, ada tiga KEK di Batam. Ada Batam Aero Technic, KEK Nongsa, dan KEK Tanjung Sauh. Ada juga KEK yang dekat Batam, yaitu KEK Galang Batang di Bintan.
Selain itu, ada dua KEK di Batam yang sedang dalam tahap penetapan, yaitu KEK Nipa dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam.
"Kita akan compete. Kita juga perlu memastikan apalagi berbagai KEK yang berada di Batam ini harus lebih kompetitif," kata Bambang dalam konferensi pers di kantor Sekretariat Dewan Nasional KEK, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024).
Dia mengatakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Dewan Nasional KEK telah memberi arahan terkait dengan KEK Nongsa.
Dikutip dari situs kek.go.id, Nongsa Digital Park (NDP) adalah kawasan terintegrasi untuk bisnis digital yang berlokasi di Nongsa, Batam.
KEK Nongsa disebut sesuai untuk pengembangan bisnis digital, pusat data, dan fasilitas perumahan
Satu arahan yang diberikan Airlangga adalah agar KEK Nongsa bisa menyediakan listrik yang sustainable atau berkelanjutan dengan harga yang kompetitif.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan KEK Gresik, Kementerian ESDM Dukung Implementasi RUPTL PT BKMS
"Jadi kita harapkan pusat data yang akan masuk ini betul-betul dapat menjadi sebuah ekosistem baru dalam pengembangan bisnis digital," ujar Bambang.
"Dengan pusat data itu tadi kita coba men-generate sebuah ekosistem digital. Ini salah satu upaya untuk mendorong sektor digital," lanjutnya.
Lalu, Bambang mengatakan berbagai insentif yang selama ini sudah diberikan, akan ditingkatkan kembali.
Baca juga: KEK Nongsa Digital Park Batam Ditargetkan Datangkan Investasi Rp 40 Triliun
"Kita akan coba improve kembali insentif-insentif yang selama ini sudah kita berikan, yang mungkin sudah menarik, tetapi kita akan coba lihat. Tidak menutup kemungkinan kita melakukan penyesuaian," ucap Bambang.
Dia bilang, pihaknya saat ini sedang melakukan perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.
Dalam perubahan tersebut, pihaknya sedang meninjau kembali berbagai kebijakan insentif yang ada agar bisa lebih kompetitif.
"Nanti kita akan diskusi dengan Kementerian Keuangan, sejauh mana kita bisa membuat insentif-insentif fiskalnya kompetitif atau mungkin dukungan lain seperti keimigrasian dan ketenagakerjaan, yang kira-kira bisa meningkatkan daya saing KEK. Jadi kita prinsipnya siap berkompetisi," pungkas Bambang.
Sebelumnya, dikutip dari Kontan yang mengutip Bloomberg, Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli mengatakan pihaknya bakal mengembangkan zona ekonomi khusus dengan Singapura. Ini akan menjadi lintas batas pertama di Asia Tenggara dan diharapkan mampu menarik investasi baru dan meningkatkan ekonomi.
“Kami telah melakukan beberapa langkah terakhir. Kedua belah pihak bisa menandatangani kesepakatan dan meluncurkan zona ini pada bulan September,” kata Rafizi.
Caption
Kepala Biro Investasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK Bambang Wijanarko