Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasar Saham Terkontraksi, IHSG Siang Ini Anjlok ke Level 7.162

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok mendekati 2 persen ke level support psikologis 7.162 pada perdagangan Senin (5/8/2024) siang.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pasar Saham Terkontraksi, IHSG Siang Ini Anjlok ke Level 7.162
Tribunnews/JEPRIMA
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok mendekati 2 persen ke level support psikologis 7.162 pada perdagangan Senin (5/8/2024) siang. 

Laporan Wartawam Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok mendekati 2 persen ke level support psikologis 7.162 pada perdagangan Senin (5/8/2024) siang.

IHSG sempat menyentuh level terendah 7.149 sejak dibuka tadi pagi di level 7.308. Sebanyak 473 saham di zona merah, hanya 116 saham harganya naik, dan 188 saham terpantau stagnan.

Total perdagangan tercatat 13,04 miliar saham dengan nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp6,02 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market caps siang ini tercatat sebesar Rp12.177 triliun.

Sejumlah saham big caps mengalami kontraksi cukup tinggi di antaranya BBRI minus 1,69 persen, BBCA minus 1,96 persen, TLKM minus 1,05 persen, BMRI minus 2,20 persen, ADRO minus 2,71 persen, dan ASII minus 1,27 persen.

Indeks sektoral terpantau berada di zona merah, sektor saham transportasi dan logistik terkoreksi sampai 2,09 persen.

Berita Rekomendasi

Hanya sektor saham kesehatan yang menguat tipis 0,07 persen siang ini.

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan mayoritas bursa Asia di mana pasar kembali mendapat ketidakpastian sehari setelah pengumuman suku bunga The Federal Reserve (The Fed), yang mana data pasar tenaga kerja melambat sangat tajam..

Angka pengangguran naik signifikan ke level 249.000 atau melampaui ekspektasi proyeksi yang hanya naik 1.000 ke 236.000.

Kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi oleh data pekerjaan tercatat di luar pertanian (non farm payrolls) di mana hanya bertambah 114.000 atau jauh dari estimasi pasar.

Hal itu membuat pelaku pasar meyakini ancaman resesi meningkat di Amerika Serikat (AS).

Lalu memicu kekhawatiran akan terjadinya hard landing karena The Fed dinilai lambat melakukan quantitative easing.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas