Jejaring dan Membangun Branding, Kunci Keberhasilan Sektor UMKM
Brand adalah unsur pembeda dari produk dan jasa yang ditawarkan, sementara branding adalah proses membangun persepsi konsumen.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Founder Brand Adventure Arto Biantoro mengatakan bahwa branding menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurutnya, brand adalah unsur pembeda dari produk dan jasa yang ditawarkan, sementara branding adalah proses membangun persepsi konsumen.
“Media sosial membantu kita membangun brand tapi tidak maksimal karena hanya dengan melihat dan mendengarkan. Untuk menciptakan persepsi kelima indra manusia harus bisa merasakan. Toko bersih, terang adalah bagian dari membangun brand,” jelasnya dalam workshop UMKM bertemakan Tambah Teman, Tambah Maju Ala Paguyuban dikutip Jumat (9/8/2024).
Baca juga: Ramai Impor Ilegal Bikin Produk UMKM Sulit Bersaing
Putra dari penyanyi legendaris Kris Biantoro ini melanjutkan langkah penting dalam menciptakan brand dikenal sebagai touchpoint atau semua upaya yang dilakukan untuk menciptakan persepsi.
Contoh touchpoint ialah jika ingin mem-branding toko sebagai menjual barang asli bisa mempromosikan lewat tulisan seperti “Jika barang palsu, kami ganti 2 kali lipat” atau “Toko kami hanya menjual barang asli.”
“Ini penting karena kita punya ratusan ribu toko kelontong yang berbeda-beda tapi kita harus punya konsumen yang loyal. Loyalitas itu dibangun dengan menciptakan persepsi," imbuhnya.
Founder of The Entrepreneur Society (TES) Klemens B. Rahardja mengatakan jejaring (networking) juga sangat penting dalam merintis dan membangun usaha.
Lewat jejaring, pelaku UMKM dapat saling belajar, berbagi dan meningkatkan omzet.
“Networking, berjejaring sosial itu bisa di mana saja. Banyak komunitas yang bisa dicari karena manusia itu makhluk sosial. Kita bisa melihat contohnya dari Paguyuban SRC," ujarnya.
Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC) adalah komunitas-komunitas di berbagai daerah yang dibentuk oleh para pemilik Toko SRC untuk saling mendukung, berbagi ilmu untuk meningkatkan daya saing toko kelontong dan berkontribusi memajukan UMKM nasional.
Di dalam Paguyuban SRC, para pengusaha toko kelontong saling berbagi ilmu.
PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatat jumlah toko SRC saat ini telah lebih dari 250.000 di seluruh Indonesia.
Dari jumlah itu terdapat lebih dari 8.200 Paguyuban SRC. Adapun, SRC adalah program pembinaan toko kelontong oleh Sampoerna sejak 2008 dengan tujuan meningkatkan daya saing mereka.
Klemens menuturkan banyak pelaku UMKM punya impian besar tetapi acap kali mengecilkan impian lantaran omzet yang masih kecil. Menurutnya, pola pikir itu harus diubah dengan fokus pada meningkatkan pendapatan guna mengejar mimpi.
“UMKM harus memiliki pola pikir bahwa peluang ada di mana-mana dan pelaku UMKM perlu memprioritaskan untuk membantu orang lain terlebih dahulu dan rejeki akan datang kemudian,” tukasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia