Akun Google Business 320 Hotel Diretas, Hati-hati Jika Ditawari Harga Kamar Kelewat Murah
PHRI Daerah langsung melakukan pengecekan terhadap informasi mereka di dalam Google Business dan didapatilah angka 320 hotel telah mengalami perubahan
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkap 320 akun Google Business milik pengelola hotel telah diretas.
Peretasan tersebut dilakukan melalui pengubahan data yang ada di dalam platform Google Business.
"Kalau kita mengacu pada undang-undang ITE pasal 35 yang tepatnya adalah terjadi pemalsuan data elektronik, yaitu dilakukan oleh pihak tertentu yang dilakukan secara nasional," kata Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (13/8/2024).
Baca juga: PHRI Minta Pemerintah Tertibkan Perpajakan Platform Travel Asing di Indonesia
"Sementara sampai hari ini sudah ada 320 hotel yang datanya telah diubah di dalam platform Google Business," lanjutnya.
Hariyadi mengatakan, laporan mengenai peretasan ini pertama kali datang dari PHRI Sumatera Barat.
Dari situ, PHRI Pusat langsung menyampaikan ke PHRI Daerah lainnya melalui grup WhatsApp.
Berbagai PHRI Daerah langsung melakukan pengecekan terhadap informasi mereka di dalam Google Business dan didapatilah angka 320 hotel telah mengalami perubahan data.
"Hal itu terjadi karena Google Business itu adalah platform yang terbuka. Kalau kita tidak melakukan verifikasi, maka bisa saja pihak luar itu melakukan edit," ujar Hariyadi.
Ia mengatakan, pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan peretasan ini telah mengubah atau mengedit nomor telepon resmi pihak hotel.
Mereka mengubah nomor telepon yang ada di Google agar bisa mengarahkan calon konsumen ke nomor telepon mereka sendiri.
Baca juga: Serba-serbi HUT ke-79 RI di IKN: Berbagai Transportasi Disiapkan, Megawati-SBY Dipesankan Hotel
Di dalam komunikasinya, apabila tamu akan melakukan reservasi, maka diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening tertentu.
"Si pihak yang tidak bertanggung jawab ini memberikan harga itu murah, lebih murah daripada room rate yang resmi," ucap Hariyadi.
"Nah ini kan masyarakat biasanya tertarik ya. 'Wah ini harganya murah nih.' Ya sudah ambil di situ gitu," lanjutnya.
Ia mengatakan, sudah ada 10 hotel di Jawa Tengah yang tamunya menjadi korban di kasus ini. Mereka telah mentransfer kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.
Saat ini, kata Hariyadi, para pengelola hotel sudah melakukan perbaikan data di akun Google Business mereka.
Namun, karena data di Google Business sifatnya terbuka, peluang untuk selalu bisa diubah oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab ini selalu ada.
Hariyadi pun mengimbau masyarakat yang ingin mereservasi kamar hotel, bisa langsung menghubungi website resmi perusahaan atau melalui online travel agent.
Saat ini, PHRI di berbagai daerah juga sudah melaporkan kepada polda masing-masing terkait dengan peretasan ini.
PHRI Pusat juga akan melaporkan ke Mabes Polri yang bergerak di bagian kriminal siber dalam waktu dekat.
"Mungkin besok atau lusa, kami sambil mengumpulkan data dari daerah yang sudah terjadi korban untuk kita laporkan segera," pungkas Hariyadi.