Sulawesi Disebut Berperan Penting Bagi Pembangunan IKN, JATAM Pernah Beberkan Dampak Lingkungannya
Otoritas IKN pada proses penyelenggaraan Pemdasus IKN mengusung konsep smart governance yang mencakup otomatisasi proses.
Editor: Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, - Proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, ternyata sangat dipengaruhi dari provinsi lain seperti Sulawesi Barat (Sulbar).
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, ibarat pepatah kuno it takes village to raise a child, IKN butuh sekampung untuk dirawat dan dibesarkan.
Termasuk oleh salah satunya Provinsi Sulbar yang memiliki potensi luar biasa besar.
Sulbar ikut berkontribusi besar membangun IKN melalui pengiriman pasir, kayu, batu, dan lain-lain dari Majene dan Mamuju.
"Tanpa Sulbar, IKN tak akan ada. Kami butuh Sulbar dalam mendukung terciptanya ekosistem hunian, energi, transportasi, pengolahan air dan limbah, infrastruktur, serta pangan agar kami yang tinggal di IKN bisa terus hidup," kata Agung usai acara West Sulawesi Investment Forum 2024, di Balikpapan, dikutip Senin (9/9/2024).
Baca juga: Besok Jokowi Mulai Berkantor di Nusantara, Bagaimana Kesiapan Bandara IKN hingga Rumah Menteri?
Terlebih dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2024 makin mengukuhkan kontribusi Sulbar sebagai kota mitra bagi IKN.
Beleid ini mengatur tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di IKN.
Hal senada dikatakan Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik yang berpendapat, peran Sulbar sangat penting demi terciptanya koneksi three cities IKN.
"IKN, khususnya Kaltim sangat membutuhkan Sulbar yang kaya akan sumber daya alam (SDA) terutama pangan, dan komoditas pertanian lainnya," ujar Akmal.
Oleh karena itu, Sulbar harus mampu memanfaatkan peluang investasi dengan adanya pembangunan IKN di Kaltim.
Terutama ekonomi hijau, ekonomi biru, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular.
Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kemitraan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Andi Maulana.
Bahwa Sulbar diminati oleh investor domestik dan juga asing yang dibuktikan dengan angka realisasi investasi selama kurun lima tahun terakhir.
"Realisasi Penanam Modal ASing (PMA) senilai 3 juta dolar AS atau ekuivalen Rp 46,1 miliar dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 2,5 triliun," ucap Andi.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
A member of

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.