Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

KKP Ungkap Penyelundup Benih Bening Lobster Kerap Berpindah Lokasi, Begini Modusnya

Modus operandi dari para penyelundup yakni di rumah kemas, dilakukan penyegaran dan packing ulang BBL dari lokasi penangkapan.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in KKP Ungkap Penyelundup Benih Bening Lobster Kerap Berpindah Lokasi, Begini Modusnya
Tribunnews/Endrapta
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap bahwa posisi penyelundup Benih Bening Lobster (BBL) kerap berpindah.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Pung Nugroho Saksono mengatakan, rumah kemas atau gudang penyelundup BBL ini kerap berpindah.

"Jadi polanya mereka itu berpindah-pindah rumah, gudangnya itu," kata Pung dalam konferensi pers di kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024).

Ia mengatakan, rumah kemas penyelundup itu bisa berpindah karena alat yang dibutuhkan untuk beroperasi tidak permanen.

Baca juga: KKP Gagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster Senilai Rp 12,15 Miliar

Rumah kemas tersebut merupakan tempat transit atau penyegaran dan packing ulang BBL dari lokasi pengepulan, sebelum akhirnya diselundupkan ke luar negeri.

Dia bilang, BBL yang dikemas ulang di rumah kemas itu sejaitnya hanya membutuhkan bak untuk tempat penampungan.

Berita Rekomendasi

"Jadi tidak permanen. Dia pindah-pindah, ketangkep di sini, dia akan pindah di sana. Ketangkep disana, pindah lagi. Memang lokasinya masih seputaran di Parung sih ya kalau yang (diselundupkan) lewat (bandara) Soekarno-Hatta sini," ujar Pung.

Pada penggagalan penyelundupan BBL terbaru, KKP dan TNI AL menggerebek rumah kemas di Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

BBL yang diamankan dalam penggerebekan ini ada sebanyak 49.701 ekor dengan nilai sebesar Rp 7,4 miliar.

Detailnya, berdasarkan paparan Pung, ada 48.031 ekor lobster pasir, 745 ekor lobster mutiara, dan 925 ekor lobster jarong.

Pung mengatakan, sudah enam kali aktivitas penyelundupan dilakukan dari rumah kemas ini.

"Kami juga mendapat informasi lainnya bahwa pihak-pihak yang terlibat pengiriman BBL sudah melakukan 6 kali," ucapnya.

Dalam paparan Pung, pengiriman BBL disebut sudah dilakukan sebanyak enam kali, di mana satu pekan kurang lebih ada dua hingga tiga pengiriman.

Pung pun membeberkan modus operandi dari para penyelundup ini. Pertama, di rumah kemas, dilakukan penyegaran dan packing ulang BBL dari lokasi penangkapan.

BBL transit di rumah kemas, kemudian dikeluarkan dari kantong, dan disimpan dalam keranjang yang disusun dalam bak penampungan air laut.

Berikutnya, BBL akan dikemas ulang dengan kemasan kering dan disimpan dalam koper.

Lalu, koper akan dibawa oleh kurir ke bandara, yang mana selanjutnya para koperman akan membawa melalui pesawat dan diselundupkan ke negara tujuan.

Dalam sekali pengiriman, jumlah rata-rata BBL yang dibawa sebanyak 40 ribu hingga 50 ribu ekor.

"Pengiriman melalui jalur bandara, kemudian dibawa melalui koper yang disebut koperman. Pengirimannya sudah berangsur-angsur, ada yang 40 ribu, 50 ribu ekor, bahkan mencapai 100 ribu ekor," ujar Pung.

Para koperman mendapatkan upah sebesar Rp 100 per ekor dan dibayarkan satu hari setelah pengiriman sukses.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas