Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tim Pemerintahan Prabowo Ungkap Strategi Swasembada Energi, Bakal Kembangkan Potensi Nuklir

Pemanfaatan EBT di Indonesia masih sangat minim, sehingga perlu berbagai upaya untuk mencapai hasil yang maksimal.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tim Pemerintahan Prabowo Ungkap Strategi Swasembada Energi, Bakal Kembangkan Potensi Nuklir
AFP
Ilustrasi pembangkit tenaga nuklir. Dewan Energi Nasional sudah menyusun draft Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) dan sedang digodok. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, tengah menyusun strategi untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, yang diprediksi bakal meningkat di tahun-tahun mendatang.

Saat ini, konsumsi listrik per kapita di Indonesia berkisar di angka 1.300 kWh. Sedangkan, Pemerintah menargetkan konsumsi di 2050 sebesar 5.000 kWh.

Namun, kapasitas pembangkit tenaga listrik nasional baru mencapai 83 gigawatt (GW).

Dewan Pakar Prabowo-Gibran, Ali Mundakir mengungkapkan, perlu berbagai terobosan agar kapasitas pembangkit nasional dapat diperbesar. Yang tujuannya agar Indonesia dapat mewujudkan swasembada energi.

Baca juga: Prabowo Ungkap Ketertarikannya pada Energi Nuklir Saat Bertemu Putin, Syahganda: Utamakan Bio Energi

Salah satu hal yang disebut Ali adalah memaksimalkan nuklir sebagai pembangkit listrik.

"Ini tentu butuh terobosan. Pak Prabowo beberapa kali mention juga bahwa peluang energi nuklir untuk mengisi atau menambah install capacity di Indonesia perlu dilakukan," ungkap Ali Mundakir dalam diskusi yang berlangsung secara daring, Kamis (10/10/2024).

Berita Rekomendasi

"Dalam rangka itu Dewan Energi Nasional sudah menyusun draft Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) dan sedang digodok. Mudah-mudahan energi nuklir bisa diimplementasikan di Indonesia meskipun tantangannya ya tidak ringan," sambungnya.

Tak hanya nuklir, sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia juga sangat banyak.

Mulai dari panas bumi atau geothermal, hingga pembangkit tenaga surya.

Menurut Ali, pemanfaatan EBT di Indonesia masih sangat minim. Untuk itu perlu berbagai upaya untuk mencapai hasil yang maksimal.

Selain itu, pembiayaan pengembangan energi hijau harus dilakukan melalui berbagai macam konsep pembiayaan.

Apabila hanya mengandalkan anggaran pemerintah, mustahil pengembangan energi hijau dan target Net Zero Emission dapat tercapai.

"Resources yang kita punya ini luar biasa, Pemerintah menyatakan energi surya itu 3.200 gigawatt, tapi pemanfaatan masih sangat minim," ucap Ali.

"Geothermal yang sudah lama didengungkan, kita memiliki potensi 22.000 megawatt tapi kenyataannya sampai hari ini pemanfaatan baru sekitar di bawah 2.400 megawatt. Dan ini tantangan," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas