Curhat Bos Garuda Indonesia Dibully Masyarakat Gara-gara Harga Tiket Pesawat Mahal
Kondisi keuangan Garuda Indonesia masih dalam kondisi penyehatan, pasca berlangsungnya program restrukturisasi yang telah berlangsung.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu mahalnya harga tiket pesawat rute domestik masih terus berlanjut. Hal ini jadi keluhan masyarakat ke para maskapai, terutama maskapai nasional Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, perusahaan yang dipimpinnya mengaku kerap dikritik habis-habisan oleh masyarakat lantaran harga tiket yang dijual relatif mahal.
Awalnya, Irfan menegaskan bahwa manajemen selalu patuh kepada pemerintah perihal penjualan harga tiket yang dilakukannya sesuai aturan Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditentukan.
Namun perlu diketahui, komponen dalam harga tiket sangat banyak. Mulai dari pajak bandara, biaya avtur, pajak pertambahan nilai (PPN), hingga komponen pajak lainnya.
Baca juga: Komisi V DPR Minta Kemenhub Tekan Angka Kecelakaan dan Harga Tiket Pesawat Jelang Nataru
Apabila komponen biaya tersebut naik, maka harga tiket yang dijual ke konsumen mau tidak mau harus naik. Tetapi Irfan menegaskan bahwa harga yang dijual tetap mengacu TBA.
Ia mengaku, permasalahan ini terus dirundingkan bersama berbagai Menteri terkait.
"Pemahaman yang terlalu salah soal harga murah. Kalau jualan harga domestik Garuda, kita tidak pernah menaikkan harga (di atas TBA) sejak tahun 2019. Tapi kan harga tiket dipengaruhi banyak hal," ucap Irfan dalam paparan kinerja di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Tangerang, Senin (11/11/2024).
"Kita diskusi ke banyak Menteri, hingga ganti Presiden, ngomong lagi harga tiket. Harga tiket ini ada satu komponen yang disebut tarif batas atas, dan kita selalu ikut angka itu," sambungnya.
Sebagai informasi, Pemerintah pada tahun 2025 bakal menaikkan besaran PPN dari 11 persen menjadi 12 persen.
Hal ini tentunya bakal turut mengerek harga tiket. Irfan pun mewanti-wanti masyarakat.
Meski ditimpa berbagai komponen yang naik, Irfan memastikan Garuda Indonesia tetap beroperasi dengan penjualan harga tiket yang sesuai dalam rambu-rambu.
Serta berkomitmen menjadikan Garuda menjadi perusahaan yang sehat.
Diketahui, kondisi keuangan Garuda Indonesia masih dalam kondisi penyehatan, pasca berlangsungnya program restrukturisasi yang telah berlangsung sejak beberapa tahun ke belakang.
Meskipun, Garuda Indonesia terus mendapatkan kritik harga tiket yang dinilai terlampau tinggi.
"So, ini yang terus dibombardir dan dibully oleh masyarakat, tapi kita terbuka aja. Omongin yang struktur biaya," papar Irfan.
"Tapi kami punya kewajiban sesuai dengan janji kami ke para kreditur yang mau menerima proposal kita, perusahaan ini harus untung. tapi bagaimana kita memastikan bahwa Bapak Ibu bayar mahal, itu pantas," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.