Siap-siap! Tahun Depan Harga Tiket Pesawat Naik, Bos Garuda Sebut Penyebabnya
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra meramal harga tiket pesawat, khususnya domestik, bakal naik pada tahun depan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra meramal harga tiket pesawat, khususnya domestik, bakal naik pada tahun depan.
Salah satu hal atau komponen yang membuat harga tiket pesawat naik adalah bakal adanya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Diketahui, Pemerintah akan melakukan penyesuaian besaran PPN di 2025, yang semula 11 persen, dan bakal naik menjadi 12 persen.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Harga Tiket Pesawat Domestik Harus Kompetitif
Irfan pun mewanti-wanti pada masyarakat, lantaran kemungkinan besar harga tiket turut meningkat.
"Bapak Ibu tolong siap-siap, sebentar lagi PPN akan naik dari 11 ke 12 persen, sudah pasti naik harga tiket," ucap Irfan saat paparan kinerja Garuda Indonesia di kantor pusatnya, Senin (11/11/2024).
Diketahui, saat ini isu mahalnya harga tiket pesawat khususnya rute domestik, tengah menjadi sorotan masyarakat hingga Pemerintah.
Baca juga: Dapat Restu Pemegang Saham, Anak Usaha Garuda Indonesia Bakal Right Issue 11,7 Miliar Saham Seri B
Terdapat sejumlah komponen pada harga tiket, mulai dari pajak bandara, PPN 11 persen, ketergantungan pada harga avtur, hingga pajak lainnya.
Apabila komponen tersebut meningkat, maka hal ini mempengaruhi harga tiket konsumen.
Namun di satu sisi, maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, harus menjual harga tiket sesuai Tarif Batas Atas (TBA) yang ditentukan Pemerintah.
Irfan menegaskan, harga tiket yang dijual olehnya masih sesuai dengan kebijakan TBA.
Meski sudah menerapkan harga tiket sesuai dengan kebijakan yang ada, Irfan mengaku masih kerap mendapatkan kritik keras dari masyarakat.
Biarpun ditimpa berbagai komponen yang naik, Irfan memastikan Garuda Indonesia tetap beroperasi dengan penjualan harga tiket yang sesuai dalam rambu-rambu.
Irfan berkomitmen menjadikan Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang sehat.
Diketahui, kondisi keuangan Garuda Indonesia masih dalam kondisi penyehatan, pasca berlangsungnya program restrukturisasi yang telah berlangsung sejak beberapa tahun ke belakang.
"So, ini yang terus dibombardir dan dibully oleh masyarakat, tapi kita terbuka aja. Omongin yang struktur biaya," papar Irfan.
"Tapi kami punya kewajiban sesuai dengan janji kami ke para kreditur yang mau menerima proposal kita, perusahaan ini harus untung. tapi bagaimana kita memastikan bahwa Bapak Ibu bayar mahal, itu pantas," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.