RI-China Akan Kerja Sama Bangun Industri Semikonduktor di Indonesia
Indonesia dan China memperkuat kerja sama di sektor industri. Kementerian Perindustrian membuka peluang kemitraan di bidang semikonduktor.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan China memperkuat kerja sama di sektor industri. Kementerian Perindustrian membuka peluang kemitraan di bidang semikonduktor.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan, investasi terbesar Tiongkok di Indonesia yang juga dipandang penting adalah pembangkit listrik dan energi. Ia keinginan untuk terus mengembangkan kerja sama tersebut di Indonesia.
"Tidak hanya kerja sama di bidang otomotif, kami terbuka untuk kerja sama di bidang lainnya, salah satunya dalam membangun industri semikonduktor," tutur Faisol ketika menerima Gubernur Guangxi Lan Tianli di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Baca juga: Bagi Industri Semikonduktor Taiwan, Trump dan Harris Sama-sama Bawa Risiko
Kemenperin mencatat, kerja sama Indonesia dengan Provinsi Guangxi, China, dimana perusahaan otomotif SAIC-GM-Wuling Automobile Co., Ltd berasal, sejak 2022 telah mencapai 2,34 miliar dolar AS.
Investasi tersebut berasal dari 53 perusahaan, satu diantaranya Wuling Motors, yang telah membangun pabrik di Jawa Barat dan berinvestasi sebesar 1 miliar dolar AS di Indonesia.
Peluang kerja sama industri semikonduktor merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk menghasilkan produk-produk dengan local content tinggi. Oleh karenanya, Kemenperin membuka peluang kerja sama dengan RRT dalam industri semikonduktor.
Faisol menyatakan, Kemenperin siap untuk menjembatani kerja sama B2B (Business to Business) antara perusahaan semikonduktor China dengan perusahaan Indonesia.
Gubernur Guangxi Lan Tianli mengatakan, tujuan kedatangan delegasi ke Indonesia adalah untuk melaksanakan hal-hal yang telah dibahas oleh kedua kepala negara.
Ia menyampaikan tiga usulan kerja sama, meliputi pendalaman kerja sama industri otomotif, dimana Guangxi akan terus mendukung Wuling dan perusahaan-perusahaan dalam rantai pasoknya untuk mengikuti strategi pembangunan kendaraan listrik di Indonesia.
Rencana ke depan meliputi pembangunan kawasan industri terbaru untuk industri mobil yang juga dilengkapi dengan industri suku cadang dan logistik. "Hal ini bisa memperkuat pondasi Indonesia sebagai hub industri otomotif," jelasnya.
Baca juga: Tiga Kinerja Subsektor Industri Meningkat Karena Proyek SPKLU dan Pilkada
Usulan kedua dari Gubernur Guangxi adalah pemberian insentif pajak kepada produsen kendaraan listrik (EV) yang mempunyai rantai suplai lokal dan memberikan kebijakan preferensial kepada kendaraan jenis plug-in hybrid (PHEV) memberikan insentif pajak kepada mobil PHEV.
Ketiga, mempercepat pembangunan charging station sebagai upaya bersama mendorong kerja sama di bidang produksi EV.
"Selain itu, kami juga meminta dukungan dalam pembangunan kawasan industri terpadu Indonesia-RRT, bersama-sama mempromosikan investasi, serta fokus membangun infrastruktur di kawasan industri," ucap Lan.
Dalam bidang industri lainnya, Gubernur menaruh perhatian pada pendalaman kerja sama industri seperti tekstil, elektronik, pengolahan kayu dan kertas.
"Industri tekstil dan elektronik, pengolahan kayu, besi dan logam dan kertas berkembang dengan pesat di Indonesia. Kebetulan industri tersebut adalah industri utama di Guangxi, dengan nilai lebih dari 100 miliar Yuan,” ungkapnya.