Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menkeu Sri Mulyani: APBN November 2024 Defisit Rp401,8 Triliun 

Belanja negara hingga akhir November 2024 telah mencapai Rp2.894,5 triliun atau sudah 87,0 persen dari pagu anggaran dalam APBN.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menkeu Sri Mulyani: APBN November 2024 Defisit Rp401,8 Triliun 
Tribunnews/Endrapta
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Belanja negara hingga akhir November 2024 telah mencapai Rp2.894,5 triliun atau sudah 87,0 persen dari pagu anggaran dalam APBN. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada November 2024 mengalami defisit sebesar Rp 401,8 triliun atau -1,81 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menurutnya, besaran defisit APBN pada November ini dinilai masih jauh lebih kecil dibandingkan dari yang ditetapkan undang-undang sebesar Rp 522,8 triliun.

"Sampai dengan akhir November, defisit APBN mencapai Rp401,8 triliun. Di dalam APBN kita, 2024 total defisit anggaran adalah di dalam undang-undang disebutkan mencapai Rp 522,8 triliun. Jadi defisit Rp 401,8 triliun masih di bawah Rp 522,8 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, dikutip Kamis (12/12/2024).

Baca juga: Agar Beban APBN untuk KPR FLPP Berkurang, Maruarar Usul Proporsi dengan Perbankan Dibagi Rata

Belanja negara hingga akhir November 2024 telah mencapai Rp2.894,5 triliun atau sudah 87,0 persen dari pagu anggaran dalam APBN. Jumlah ini mengalami kenaikan 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

"Ini artinya 87 persen dari pagu anggaran yang ada di dalam APBN, undang-undang APBN kita. 87 persen dari total alokasi anggaran. Dan kenaikannya cukup tajam dibandingkan belanjaan negara tahun lalu yaitu 15,3 persen. Ini yang menjadi kemudian nanti terlihat di dalam posturnya," papar dia.

Sedangkan untuk pendapatan negara pada akhir November ini mencapai Rp 2.492,7 triliun atau 89 persen dari target tahun ini sesuai dengan undang-undang APBN. Jumlah ini mengalami kenaikan 1,3 persen secara tahunan.

Berita Rekomendasi

"Ada kenaikan to turn positive which is good yaitu 1,3 persen. Kalau anda masih ingat bahwa pendapatan negara kita mendapatkan tekanan yang luar biasa besar sampai dengan bahkan bulan Juli-Agustus," tutur Ani.

"Itu kalau kita lihat pendapatan negara terutama dari pajak dan bahkan biaya cukai itu semenjak tahun lalu. Itu tekanannya luar biasa. Sehingga untuk mendapatkan positive growth itu juga merupakan sesuatu yang turn around yang kita juga akan sangat harapkan akan terus terjaga momentumnya," sambungnya.

Adapun untuk keseimbangan primer pada periode akhir November sudah mencapai Rp 47,1 triliun. Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah berusaha menjaga keseimbangan ditengah tekanan belanja yang besar.

"Meskipun kita postur totalnya defisit, keseimbangan primer kita masih surplus Rp47,1 triliun. Ini memang sesuatu yang tetap kita akan coba jaga meskipun cukup berat karena tekanan belanja cukup besar. Sementara pendapatan negara kita baru mau mulai pulih kembali," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas