Wamen PU Diana Usul Lahan Eks Likuifaksi Palu Sulteng Digunakan untuk Pertanian
Kementerian PU berkomitmen mendorong pemanfaatan infrastruktur untuk mendukung swasembada pangan tercapai pada 2027.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengusulkan lahan eks likuifaksi pasca-bencana Palu, Sulawesi Tengah, dimanfaatkan untuk pertanian.
Usulan itu ia layangkan ketika melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah untuk meninjau sejumlah infrastruktur penanganan pasca-bencana Palu.
Diana mengatakan Kementerian PU berkomitmen mendorong pemanfaatan infrastruktur untuk mendukung swasembada pangan tercapai pada 2027.
Baca juga: Cerita Petani Muda di Aceh Sukses Mendapatkan Pundi-pundi Saat Terapkan Sistem Pertanian Modern
“Kami ada proyek pembangunan jalan di Jono Oge, di kiri-kanan jalan ada lahan bekas likuifaksi seluas 250 ha," kata Diana dikutip dari keterangan tertulis pada Kamis (12/12/2024).
"Lahan tersebut tidak termanfaatkan, saya usul mendukung swasembada pangan lahan tersebut bisa digunakan untuk pertanian,” lanjutnya.
Kementerian PU nantinya akan menambahkan jaringan irigasi di lahan tersebut.
Diana telah minta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III untuk menambahkan irigasi dengan memanfaatkan air dari sumur pantau likuifaksi yang dibangun.
Di Jono Oge, Kementerian PU melalui BWS Sulawesi III pun telah membangun lahan percontohan pertanian dengan metode efisiensi penggunaan air untuk memitigasi potensi likuifaksi berulang terjadi.
Lahan seluas 1.000 m2 ini telah dimanfaatkan untuk bawang merah batu yang ditanam perdana pada Juni 2024 dan hasil panen pertama seberat 150 kg.
Di lokasi ini, BWS Sulawesi III juga merehabilitasi dan merekonstruksi sistem irigasi Gumbasa untuk mengembalikan fungsi irigasi di D.I Gumbasa akibat bencana Palu pada 2018 silam.
Proyek ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya dengan nilai kontrak Rp 192 miliar yang dikerjakan Desember 2022 hingga Juni 2024.
“Di sini ada 1.500 ha lahan potensial di luar dari D.I Gumbasa, dengan memanfaatkan air tanah di daerah yg berpotensi likuifaksi, di sekitar jaringan irigasi Gumbasa tepatnya di Desa Jono Oge," ujar Diana.
"(Di sini) bisa digarap untuk mendukung swasembada pangan, bisa bawang merah batu atau padi tergantung kebutuhannya,” sambungnya.
Kepala BWS Sulawesi III Dedi Yudha Lesmana mengatakan pemanfaatan lahan ini ditargetkan dilaksanakan pada 2025.
“Tahun depan kita kerjakan dengan memanfaatkan air irigasi dan sebagian dari air sumur pantau likuifaksi,” kata Dedi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.