Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

2025 Indonesia Swasembada Garam Konsumsi, Garam Industri Hasil Impor Berpotensi Rembes ke Pasaran

Impor garam untuk kebutuhan industri masih akan terus dilakukan karena produksi dalam negeri belum mampu mencukupi standar kebutuhan industri.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in 2025 Indonesia Swasembada Garam Konsumsi, Garam Industri Hasil Impor Berpotensi Rembes ke Pasaran
Kontan
Suasana penggarapan garam. Pemerintah berencana menghentikan impor garam konsumsi pada tahun 2025. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Hendra Yusran Siry, mengingatkan potensi terjadinya "rembes" garam industri hasil impor yang dapat masuk ke pasar konsumsi.

Pemerintah berencana menghentikan impor garam konsumsi pada tahun 2025.

Namun, impor garam untuk kebutuhan industri masih akan terus dilakukan karena produksi dalam negeri belum mampu mencukupi standar kebutuhan industri.

Hendra pun mewanti-wanti potensi garam industri yang masih diimpor tersebut masuk ke pasar konsumsi.

Baca juga: Pemerintah Bangun Fasilitas Produksi di NTT untuk Kejar Swasembada Garam Industri di 2027

"Jadi yang kita tidak ingin adalah garam industri yang memerlukan impor pada saat ini, malah rembes ke pasar jadi garam konsumsi. Itu kita tidak inginkan," katanya dalam konferensi pers di kantor KKP, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).

Hendra optimistis, meski impor garam konsumsi dihentikan tahun depan, Indonesia dapat memenuhi kebutuhannya melalui panen yang berlangsung di berbagai wilayah di dalam negeri.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, untuk target swasembada garam industri pada 2027, ia mengatakan sentra garam di Nusa Tenggara Timur (NT) yang akan dibangun diharapkan bisa meningkatkan produksi yang ada saat ini.

Sebelumnya, Pemerintah menargetkan bisa menghentikan impor garam untuk kebutuhan industri di 2027. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, target tersebut sangat realistis.

Untuk mengejar target tersebut Pemerintah akan membangun fasilitas produksi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Beberapa titik disiapkan seperti di Pulau Sabu atau Kabupaten Malaka.

NTT dipilih karena memiliki kondisi geografis yang serupa dengan fasilitas produksi garam yang berada di dekat Kota Darwin di Australia.

Pemerintah memang ingin mencontoh apa yang dilakukan Australia dalam memproduksi garam. Sebagaimana diketahui, Negeri Kangguru merupakan pemasok utama garam RI.

Sama seperti di Australia, NTT dipilih pemerintah karena memiliki waktu panas yang lama, yaitu sekitar delapan bulan.

Pemerintah juga akan mencontoh teknologi yang sudah diterapkan Australia dalam memproduksi garam.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas