Harga Minyak Dunia Anjlok, Tertekan Pengetatan Pasokan OPEC
Harga minyak di perdagangan pasar global turun lebih dari 1 persen pada awal perdagangan, tertekan pengetatan pengetatan pasokan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak di perdagangan pasar global turun lebih dari 1 persen pada awal perdagangan, tertekan pengetatan pengetatan pasokan dari Rusia dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) lainnya.
Mengutip data Business Standard, harga minyak mentah jenis Brent turun 1,16 persen ke level 76,23 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate juga anjlok 1,25 persen ke posisi 73,32 dolar AS per barel, pada Kamis (9/1/2025).
Adapun penurunan harga ini terjadi setelah investor mengalami tekanan atas pengetatan pasokan yang diterapkan OPEC termasuk Rusia. Imbas pengetatan tersebut Produksi minyak dari OPEC turun pada Desember 2024 setelah dua bulan sebelumnya meningkat.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Jadi 73,20 Dolar AS per Barel Usai Inflasi AS Mereda
Laporan Bloomberg menyebutkan per Desember jumlah produksi minyak rata-rata di Rusia mencapai 8,971 juta barel per hari. Jumlah itu berada di bawah target negara tersebut.
Selain karena penurunan stok OPEC, melemahnya harga minyak dunia juga disebabkan oleh anjloknya persediaan minyak mentah yang turun sebanyak 959.000 barel dalam seminggu, berbanding terbalik dengan ekspektasi analis untuk penarikan sebanyak 184.000 barel.
Sayangnya penurunan stok ini terjadi ditengah meningkatkan permintaan minyak pada bulan Januari yang diproyeksi meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari. Hal ini yang mencerminkan kekhawatiran pasar akan pasokan yang lebih ketat di tengah meningkatnya permintaan, terutama dari China.
Analis JPMorgan memperkirakan permintaan minyak pada bulan Januari akan meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari tahun-ke-tahun menjadi 101,4 juta barel per hari, terutama didorong oleh "peningkatan penggunaan bahan bakar pemanas di Belahan Bumi Utara".
"Permintaan minyak global diperkirakan tetap kuat sepanjang Januari, didorong oleh kondisi musim dingin yang lebih dingin dari biasanya yang meningkatkan konsumsi bahan bakar pemanas, serta dimulainya lebih awal aktivitas perjalanan di Tiongkok untuk liburan Tahun Baru Imlek," kata para analis.
Apabila pengetatan berlanjut dalam jangka waktu yang lama, hal ini tentunya akan membuat harga minyak rata-rata turun tajam pada tahun ini, berbanding terbalik jika dibandingkan tahun 2024.
“Kami mempertahankan perkiraan kami untuk minyak mentah Brent rata-rata 76 dolar AS per barel pada tahun 2025, turun dari rata-rata 80 dolar AS per barell pada tahun 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.