Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Relaksasi Impor Bikin Produsen Elektronik Lokal Kesulitan 

Polytron mengaku kesulitan saat pemerintah memberikan relaksasi terhadap barang impor untuk masuk ke pasar Indonesia.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
zoom-in Relaksasi Impor Bikin Produsen Elektronik Lokal Kesulitan 
Tribunnews/Lita Febriani
Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 pada Mei tahun lalu, yang merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang larangan pembatasan (lartas) barang impor.

Akibat penerapan Permendag 8 yang merelaksasi masuknya barang dari luar negeri, banyak komoditas impor seperti produk tekstil dan pakaian jadi, perangkat elektronik hingga produk kosmetik membanjiri pasar domestik.

Baca juga: Polytron Perluas Bisnis EV ke Roda Empat, Berpotensi Bikin Pabrik Baru 

Produsen elektronik lokal PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) mengaku kesulitan saat pemerintah memberikan relaksasi terhadap barang impor untuk masuk ke pasar Indonesia.

Kebijakan mengenai relaksasi impor tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024. Akibatnya produk impor membanjiri pasar membuat produsen lokal kesulitan.

"Kalau kita ngomong kebijakan pemerintah relaksasi impor, tentu saja tidak positif buat kita, karena kita berkomitmen untuk membangun produksi di sini. Kalau kebijaksanaannya memperbolehkan semua orang membawa barang impor masuk, tentu saja buat kita tidak positif," tutur Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo di Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

Untuk menghadapi gempuran produk impor, Polytron mencari cara agar tetap bisa survive di pasar yang semakin ketat ini.

Bukan hanya memberikan produk sesuai kebutuhan pasar, Perseroan juga berdiskusi dengan pemerintah memberikan masukkan dampak kebijakan yang diterapkan.

Berita Rekomendasi

"Kita memberikan masukan ke pemerintah kalau mau masuk, mestinya jangan barang jadi. Paling nggak harus diproduksi di Indonesia, setidaknya ada serapan tenaga kerjanya, terus juga TKDN-nya harus sekian persen. Itu yang kita biasa beri masukan," ungkap Tekno.

Baca juga: Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, King Tire Pasok Ban Motor EV ke Polytron

Tunda Ekspansi Ekspor

Berdiri sejak tahun 1975, Polytron telah mengekspor jutaan produknya ke 40 negara, antara lain India, Qatar, Spanyol, Amerika, Ireland, Nepal dan negara-negara Asia lainnya.

Di tahun 2024, Perseroan menunda ekspansi pasar ekspor akibat situasi geopolitik global. Jika beberapa tahun lalu banyak negara membuka jendela ekspor untuk produk elektronik Indonesia, situasinya berbeda di tahun 2024.

"Semua negara yang dulunya open, sekarang jadi lebih tertutup. Misalkan kita mau masuk ke salah satu negara, misalkan ke India. Kita dulu banyak ekspor lemari es ke sana, sekarang kita nggak bisa, karena mereka bikin barrier sendiri. Salah satu barrier-nya itu adalah produknya harus memenuhi standar energi yang lebih tinggi dari di Indonesia," jelas Tekno.

Persyaratan seperti di atas membuat Polytron sedikit kesulitan karena kebanyakan produk didesain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Product base kita adalah kebutuhan masyarakat di Indonesia. Tapi misalkan di negara lain, mereka mengadopsi kebutuhan energi yang lebih tinggi. Jadi hal-hal seperti ini yang mungkin membuat kita melihat mungkin tidak terlalu cocok untuk kita berekspansi di ekspor," jabarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas