Laba Bersih BCA Meroket 12,7 Persen, Tembus Rp 54,8 Triliun di 2024
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen YoY menjadi Rp82,3 triliun pada 2024.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat pendapatan laba bersih Rp 54,8 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 12,7 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen YoY menjadi Rp82,3 triliun pada 2024.
Pendapatan selain bunga naik 10,2 persen YoY menjadi Rp25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp107,4 triliun atau naik 9,7 persen YoY.
Sedangkan biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp2 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024.
"BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif," kata Jahja dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (23/1/2024).
Jahja mengatakan, BCA dan entitas anak menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan total kredit 13,8 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp922 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan.
Sedangkan Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7 persen YoY mencapai Rp426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor.
"Kredit komersial naik 8,9 persen YoY mencapai Rp137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp123,8 triliun," jelas Jahja.
Semetara itu, total portofolio kredit konsumer naik 12,4 persen secara YoY menyentuh Rp223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8 persen secara YoY mencapai Rp65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2 persen YoY menjadi Rp135,5 triliun.
Baca juga: Berlaku Mulai 15 Januari 2025, Ini Biaya Ganti atau Cetak Kartu BCA Terbaru
Outstanding pinjaman konsumer lain atau mayoritas kartu kredit tumbuh 12,8 persen YoY menjadi Rp22,9 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 12,5 persen secara YoY menjadi Rp229 triliun per Desember 2024, berkontribusi hingga 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan.
Baca juga: Daftar Rincian Biaya Admin BCA per Bulan Tahun 2025, Tahapan Xpresi Rp10.000 per Bulan
"Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik 84,2 persen secara tahunan mencapai Rp2,3 triliun," ucap dia.
"BCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (Sustainability Linked Loan/SLL) mencapai Rp1 triliun, nilainya naik 3 kali lipat secara tahunan," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.