Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Dirut BRI Waspadai Tantangan Perbankan Tahun Ini, Termasuk Perang Tarif Trump

Direktur Utama BRI Sunarso melihat sejumlah tantangan akan dihadapi dunia perbankan di tahun 2025. Termasuk kebijakan pengenaan tarif

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
zoom-in Dirut BRI Waspadai Tantangan Perbankan Tahun Ini, Termasuk Perang Tarif Trump
Dennis/Tribunnews
WASPADA TANTANGAN GLOBAL - Jajaran Direksi BRI saat Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal IV, Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (12/2/2025). Direktur Utama BRI Sunarso melihat sejumlah tantangan akan dihadapi dunia perbankan di tahun 2025, termasuk kebijakan pengenaan tarif tinggi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama BRI Sunarso melihat sejumlah tantangan akan dihadapi dunia perbankan di tahun 2025. Termasuk kebijakan pengenaan tarif tinggi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menurut Sunarso, tantangan pertama berkaitan dengan pemulihan pertumbuhan ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian. Lalu, tantangan soal kebijakan proteksionis dan pengenaan tarif impor oleh AS. Sebab, dikhawatirkan akan terjadinya pengetatan likuiditas perbankan dikarenakan suku bunga tinggi.

Baca juga: Keuntungan BRI Sepanjang 2024 Mencapai Rp60,64 Triliun

"Kebijakan The Fed (Bank Sentral AS) yang cenderung hawkish akan menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi domestik, terutama mungkin kita tidak bisa berharap banyak tentang penurunan suku bunga," ujar Sunarso di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Sunarso melihat kebijakan proteksionis di AS akan menimbulkan perang dagang. Sehingga, perlu diantisipasi tekanan-tekanan barang dari luar yang ingin masuk ke dalam negeri.

"Kita harus jaga dengan baik supaya kita di sini tidak kehilangan pekerjaan. Itu yang paling penting, karena tugas kita yang utama adalah menciptakan lapangan kerja," tutur Sunarso.

Baca juga: Cerdas Kelola Keuangan dengan Financial Advisory BRI Prioritas

Dari dalam negeri, menurut Sunarso turunnya inflasi signifikan di bulan Januari dinilai dapat menekan daya beli dan juga konsumsi masyarakat. Hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap UMKM.

"Karena apa? Driver utama untuk loan demand ataupun loan growth, terutama di UMKM, ini adalah dua hal ini, yaitu purchasing power, daya beli masyarakat, dan juga household consumption, konsumsi rumah tangga," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Jika hal itu menurun, maka permintaan terhadap kredit juga akan menurun, terutama di UMKM. Untuk tumbuh perbankan masih harus menghadapi tantangan likuiditas.

"Kita tidak bisa berharap banyak tentang penurunan fed fund rate (suku bunga acuan). Kemudian nanti juga perang dagang ini akan berdampak juga terhadap masalah foreign exchange, dan pasti responnya yang paling instan adalah naikin suku bunga, dan itu artinya akan ada tantangan di likuiditas," kata Sunarso.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas