Pemerintah Diminta Tingkatkan SDM Berkualitas untuk Dukung Hilirisasi
- Pemerintah diminta memperbaiki kualitas dan meningkatkan kuantitas infrastruktur pendidikan di Indonesia, termasuk penyiapan tenaga kerja terampil.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta memperbaiki kualitas dan meningkatkan kuantitas infrastruktur pendidikan di Indonesia, termasuk penyiapan tenaga kerja terampil.
Hal tersebut dinilai perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industrialisasi dan hilirisasi.
"Saya berharap, ada rancangan strategis pemerintah sebagai alternatif pengurangan anggaran pendidikan yang ada, agar jumlah lulusan teknik, atau ilmu pasti, yang dibutuhkan untuk mendukung hilirisasi, dapat tetap tercapai," ujar Anggota Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dan Sekretaris Jendral Dewan Energi Muda Nasional (Youth Energy and Environment Council), Billy Mambrasar dikutip Jumat (14/2/2025).
Di acara Metalurgy Conference yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Metalurgi Institut Teknologi Bandung (IMMG), Billy menyampaikan ada 4 faktor yang menjadi kunci keberhasilan hlirisasi.
Pertama, kebijakan yang memberikan insentif yang tepat kepada Investor untuk dapat berinvestasi. Kedua, kesiapan infrastruktur yang mendukung.
Ketiga, kemampuan negara melakukan lobi geopolitik dalam menghadapi tekanan internasional seperti tuntutan hukum dari WTO dan sebagainya, dan yang terakhir adalah ketersediaan SDM yang berkualitas.
“Dari keempat hal yang saya sebutkan di atas, saya ingin menyoroti hal yang paling mudah untuk di kontrol dan dikelola pemerintah, akan tetapi malah yang paling lambat perkembangannya, yakni penyiapan SDM yang berkualitas,' ujar Billy.
Ia menjabarkan, data dari Kementerian ESDM menunjukkan kebutuhan hingga 16.000 tenaga kerja terampil setiap tahunnya, untuk mendukung hilirisasi.
Baca juga: Investasi di Sektor Hilirisasi Rp 407,8 Triliun, Smelter Mineral Mendominasi
Namun, kenyataannya, lulusan sarjana dari sekolah berbasis Teknik dan MIPA (STEM), sangat rendah jumlahnya.
"Itupun yang lulus belum tentu memiliki kualitas dan kapasitas yang mumpuni," ucapnya.
Billy juga menyoroti jumlah sekolah kejuruan dan sekolah teknik yang saat ini masih minim, termasuk kualitasnya yang juga belum cukup baik untuk menyediakan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan untuk proses hilirisasi ini.
Baca juga: Antam Beli Lahan di JIIPE Gresik untuk Dukung Hilirisasi Industri Logam dan Mineral
Salah satu saran yang diberikan Billy adalah kemitraan pemerintah dengan sektor swasta, untuk sama-sama menyiapkan SDM tersebut, dengan misalnya membangun sekolah bersama, mendanai operasional sekolah tersebut dengan dana CSR, hingga membangun pusat pusat pelatihan nonformal untuk penyiapan tenaga kerja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.