Penampakan Charging Station di Korea Selatan, Lebih Canggih dari Punya Indonesia
Infrastruktur isi daya atau biasa disebut SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) terus dibangun pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Indonesia sedang merambah era elektrifikasi dengan kendaraan listrik. Pertarungan antara mobil listrik terlebih dahulu atau penyediaan infrastruktur dulu, masih menjadi perdebatan.
Meski begitu, keduanya sekarang berjalan beriringan, dimana sekarang sudah banyak model kendaraan listrik roda empat yang dijual di Indonesia dan infrastruktur mulai dibangun secara masif.
Infrastruktur isi daya atau biasa disebut SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) terus dibangun pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta.
Saat ini, di Indonesia pengisian daya kendaraan listrik terdapat beberapa pilihan, diantaranya 2.3 kW, 7 kW, 22 kW, 50 kW, 100 kW, 150 kW hingga 200 kW.
Baca juga: Transaksi SPKLU Melonjak di Tempat Wisata Wilayah Bali
Kecepatan pengecasan pun bermacam-macam, mulai dari 15-30 menit dengan menggunakan DC Fast Charging, hingga 10 jam pengisian saat menggunakan arus 2,3 kW.
Kebanyakan stasiun isi daya di Indonesia juga hanya terpasang di mall maupun lokasi publik lain, seperti area perkantoran hingga rest area.
Lokasi-lokasi charging station di Indonesia dan di Korea Selatan sebenarnya hampir sama. Akan tetapi, di Korea stasiun isi daya hanya terdapat di area parkir basement gedung-gedung dan rest area.
Masyarakat Korea Selatan biasanya tidak memasang fasilitas isi daya di rumah mereka. Kebanyakan akan mengakses SPKLU di tempat publik.
Kali ini Tribunnews.com berkesempatan ke Korea Selatan memenuhi undangan Hyundai Indonesia. Tim dibawa ke Rest Area Chilgok, Korea Selatan.
Di tempat istirahat usai berkendara ini terdapat fasilitas isi daya Ultra Fast Charging untuk kendaraan listrik. Secara desain, hampir sama seperti SPKLU di Indonesia, ada enam port yang bisa dipakai untuk mengisi daya Electric Vehicle (EV).
Menariknya, saat kendaraan mengisi daya, di bagian atap SPKLU akan muncul berapa besar daya yang sudah terisi pada setiap mobil yang tengah melakukan pengecasan.
Untuk tarifnya, pengisian daya EV di Korsel dipatok mulai 310 Won atau sekitar Rp 3.500 hingga 560 Won atau setara Rp 6.300 dengan kurs rupiah terhadap Won pada Kamis (20/2/2025).
Di Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menetapkan tarif pengisian data baterai mobil listrik di SPKLU mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 1.700 per-kWh. Sementara di pengisian daya pihak swasta tarifnya mulai Rp 2.466 per-kWh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.