Kebutuhan Gas Industri di Kalimantan Meningkat, Diproyeksi Mencapai 999,21 Juta MMSCFD
Pertumbuhan bisnis yang terjadi di Pulau Kalimantan akan mendongkrak kebutuhan gas industri yang signifikan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan bisnis yang terjadi di Pulau Kalimantan akan mendongkrak kebutuhan gas industri yang signifikan.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan kebutuhan gas di Kalimantan akan mencapai 999,21 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2027.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat dilakukan pembangunan jaringan pipa gas bumi di wilayah Kalimantan (Trans Kalimantan).
Baca juga: Perluas Layanan Gas Bumi, PGN Kembangkan Infrastruktur LNG di Kawasan Pelabuhan
Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerja sama dengan PT National Energy Solutions (NES) untuk mendatangkan Liquefied Natural Gas (LNG) dari fasilitas likuifaksi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, guna memastikan ketahanan energi nasional dan memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Dalam konteks ini, Direktur PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), Julianto melihat peluang besar untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurutnya, perseroan berencana memfokuskan investasi pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk, dan penguatan sumber daya manusia.
Baca juga: Perkuat Hilirisasi Migas, PGN Fokus Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi
Selain itu, SBMA mengandalkan peningkatan kapasitas utilitas pabrik serta ekspansi ke sektor-sektor potensial seperti minyak dan gas, pertambangan, dan medis.
Dengan strategi tersebut, SBMA berharap dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan gas industri yang terus meningkat di Kalimantan, sekaligus memperkuat posisinya di pasar industri gas nasional.
Investment Analyst dari BNI Life Insurance, Salvian Fernando, secara historis, SBMA menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang stabil dengan CAGR sebesar 9,52 persen dari 2019 hingga 2023, mencerminkan ekspansi bisnis yang konsisten seiring meningkatnya permintaan industri terhadap produk gas industri yang dihasilkan perusahaan.
Dari perspektif valuasi, kata Salvian. SBMA memiliki Book Value Per Share (BVPS) sebesar Rp241, sementara harga saham saat ini berada di level Rp114.
"Dengan demikian, SBMA memiliki potensi return sebesar 120% jika sahamnya dapat mencapai nilai buku tersebut, memberikan daya tarik tersendiri bagi investor yang mencari peluang investasi di sektor gas industri,” tutur Salvian dikutip Senin (17/3/2025).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.