Cemas Corona Berlebihan Memicu Gejala Mirip Covid-19 di Tubuh, Ini Penjelasan Medisnya
Namun siapa sangka, rasa cemas ini ternyata bisa memicu munculnya rasa atau sugesti tubuh jika diri kita memiliki gejala covid-19.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona (Covid-19) yang memasuki wilayah Indonesia tentu membuat cemas masyarakat.
Angka kematian di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah, membuat masyarakat merasa cemas.
Terlebih beberapa gejala yang muncul pada orang yang terjangkiti Covid-19 tak pasti terlihat.
Bahkan gejala awal penderita Covid-19 hampir mirip dengan influenza dan flu biasa.
Seperti batuk, demam, hingga radang tenggorokan.
Karena pandemi ini, banyak masyarakat yang tentu akan cemas.
Rasa cemas yang muncul pada kondisi pandemi seperti saat ini wajar terjadi.
Namun siapa sangka, rasa cemas ini ternyata bisa memicu munculnya rasa atau sugesti tubuh jika diri kita memiliki gejala Covid-19.
Apakah kalian sering merasakan radang tenggorokan? Atau bahkan sesak nafas? Namun tidak disertai demam atau flu.
Baca: Telemedik Check Covid-19 dari Gojek dan Halodoc Siagakan 20.000 Dokter
Baca: Distribusi APD dan Rapid Test Berdasarkan Peta Persebaran Pasien Positif per Provinsi
Gejala tersebut kerap timbul dan hilang, terlebih setelah membaca berita atau update terkait Corona.
Hal ini ternyata bisa terjadi pada manusia sehat.
Beberapa gejala mirip Covid-19 akan muncul jika kita merasakan cemas secara berlebihan.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Kejiwaan, dr Andri, SpKJ,FACLP melalui cuitan akun media sosialnya.
Menurut dokter Andri, kondisi ini wajar dari reaksi psikomatik tubuh.
"Masa saat ini ketika kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus #corona atau #COVID19 dan tiba2 kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri dan merasa agak sedikit meriang walaupun suhu tubuh normal...
ITU WAJAR...
Reaksi psikosomatik tubuh saat ini memang terasa," cuit akun @mbahndi.
Dokter Andri menegaskan jika kondisi ini merupakan reaksi dari pusat rasa cemas atau Amygdala.
"Salah satu yg membuat reaksi ini bisa timbul adalah KECEMASAN kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait #COVID19 ini.
Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jd terlalu aktif bekerja, akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu."
Dokter Andri menjelaskan jika Amygdala tubuh akan bekerja berlebihan dan membuat kita selalu berada dalam kondisi siaga.
Lebih lanjut, Dokter Andri menyarankan agar mengurangi dan membatasi informasi terkait Covid-19 agar menurunkan gejala ini.
Baca: Ciri-ciri Terjangkit Virus Corona, Simak Perbedaan dengan Gejala Influenza dan Flu Biasa
Baca: Belajar dari Taiwan dalam Mengatasi Wabah Corona, Ini 4 Poin Kuncinya
"Salah satu cara kita untuk mengurangi gejala psikosomatik akibat amygdala kita yg terlalu aktif ini adalah mengurangi dan membatasi informasi terkait dgn #COVID19 ini.
Lakukan hal lain selain browsing, lakukan hobi yg menyenangkan&sebarkan optimisme kita bisa lewati semua ini," pungkas cuitan @mbahndi.
Dokter Andri menjelaskan lebih lengkap dan detail melalui kanal YouTube miliknya, Andri Psikosomatik.
Selain itu, Psikolog anak dan kelurga, Samanta Ananta, M.Psi juga membagikan beberapa tips untuk mengurangi kecemasan terhadap corona.
Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa tips dari Samanta untuk mengurangi kecemasan diri :
1. Melatih pernafasan
Setiap mengambil nafas, cobalah berhitung hingga lima hitungan lalu embuskan nafas.
Ulangi tahapan ini hingga nafasmu stabil.
Ketika pernafasan sudah stabil, cobalah merasakan kehadiran seluruh panca indera kita dan syukuri kehadirannya.
2. Melatih mindfulness
Melansir Very Well Mind, meditasi mindfulness merupakan teknik meditasi yang melatih kita agar berfokus pada emosi, pikiran dan sensasi yang kita alami pada saat ini.
Bukan yang sudah berlalu atau yang akan datang.
Teknik mindfulness bervariasi.
Namun, kita bisa memulainya dengan mencari tempat yang tenang dan nyaman, mengatur nafas dan mulai memusatkan pikiran dan cobalah kontrol pikiran kita dengan pernafasan yang tenang.
Namun, Samanta mengingatkan bahwa mindfulness dapat dilakukan ketika seseorang dalam tingkat kecemasan rendah.
3. Alihkan perhatian
Cobalah mengalihkan perhatian dengan kegiatan-kegiatan positif.
Misalnya, bermain permainan kesukaan bersama keluarga, membaca buku, berolahraga sederhana, atau menjajal hobi yang selama ini mungkin terpinggirkan karena kesibukan pekerjaan.
4. Tertawa
Tahukah kamu bahwa tertawa juga bisa membantu meningkatkan sistem imun?
Perbanyaklah tertawa terbahak-bahak bersama orang-orang tercinta atau menyaksikan acara favoritmu.
Tertawa dapat mendukung sistem imun yang kuat selain tentunya memerhatikan asupan makanan bergizi dan menjaga kesehatan.
5. Batasi konsumsi berita
Ya, kita memang perlu mengetahui perkembangan berita dari waktu ke waktu.
Namun, usahakan kamu tidak berfokus pada berita sepanjang waktu atau secara berlebihan.
"Batasi diri dalam mengonsumsi berita. Perbanyak cari berita positif dan menenangkan. Percayalah bahwa di tengah wabah ini, masih ada berita baik," kata Samanta.
6. Detoksifikasi ponsel
Selain rasa cemas, kamu juga mungkin mengalami overthinking (berpikir berlebihan).
Ketika perasaan ini muncul, kamu mungkin bisa mempertimbangkan detoksifikasi ponsel.
Jika tidak mungkin melepas ponsel seharian, kamu bisa menguranginya sedikit demi sedikit. Termasuk mengurangi penggunaan aplikasi chat.
"Tidak ada salahnya kamu membatasi diri sejenak, menutup pintu komunikasi yang tak kunjung berhenti di berbagai grup yang membahas tentang Covid-19 ini," tuturnya.
7. Melatih otak
Daripada fokus pada hak yang jauh di depan dan belum tentu terjadi, lebih baik fokus pada hari ini, bukan?
Kamu bisa memanfaatkan waktu untuk melatih otak. Ini bisa dilakukan sendiri maupun bersama orang lain dan pilihlah bidang yang kamu senangi.
"Tanyakan pada dirimu, apa yang bisa kamu lakukan atau kerjakan hari ini agar bisa aktif secara positif?" kata Samanta.
Mengatasi kecemasan dan overthinking di saat-saat seperti ini memang tidak mudah, namun harus dicoba.
Manfaatkanlah waktumu untuk lebih dekat dengan keluarga dan yakinilah bahwa masa kritis ini akan segera berakhir.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Mengatasi Cemas Berlebih karena Wabah Corona"
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Kompas.com/ Nabila Tashandra)