Terjun ke Produsen APD, Ini Temuan Kabareskrim
Listyo menambahkan saat ini beberapa produsen APD sudah diminta meningkatkan produksi dengan bahan dalam negeri.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabareskrim Komjen Listyo Sigit terus memantau pabrik-pabrik yang memproduksi Alat Perlindungan Diri (APD).
Ini dilakukan karena banyak dokter dan perawat di daerah yang terpaksa menggunakan jas hujan lantaran minimya stok APD, termasuk masker dan sarung tangan.
"Pengecekan ke tempat produsen terus dilakukan. Dari hasil cek terakhir, perusahaan rata-rata kesulitan bahan baku terutama bagian filter yang tiga lapis jadi produksi mereka menurun. Saat ini masih diupayakan dapat kiriman bahan baku dari impor" ungkap Listyo saat dikonfirmasi Selasa (24/3/2020).
Baca: Inggris Diklaim Sukses Kurangi Korban Corona dalam 2 Minggu, dengan Cara Apa?
Dikonfirmasi apakah pihaknya melihat ada indikasi penimbunan selain karena sulitnya mendapat bahan baku? Jenderal bintang tiga ini menyatakan tidak ada penimbunan di lapangan.
"Penimbunan tidak ada, memang masalahnya di bahan baku. Kami imbau beberapa distributor memesan impor ke luar negeri terkait APD," imbuhnya.
Listyo menambahkan saat ini beberapa produsen APD sudah diminta meningkatkan produksi dengan bahan dalam negeri.
Seperti yang terjadi di daerah Solo, Jawa Tengah dimana kesulitan APD untuk para tenaga medis yang merawat pasien corona bisa diatasi.
Baca: BREAKING NEWS: Olimpiade 2020 Jepang Akhirnya Ditunda
Untuk diketahui minimnya APD berupa baju astronot yang dipakai tenaga medis untuk menangani pasien corona berhasil diatasi Provinsi Jawa Tengah.
APD ini diproduksi oleh RSUD Moewardi Solo menggunakan bahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spundbound.
Proses pembuatan satu APD hanya menghabiskan uang kurang lebih Rp 50 ribu. Sementara harga APD di pabrikan mencapai Rp 150 ribu.