Waswas Banyak Orang Indonesia Sepelekan Corona, Sosiolog Imam Prasodjo: Saya Ketar-ketir
Sosiolog Imam Prasodjo secara pribadi mengaku khawatir banyak orang Indonesia masih berkerumun tak peduli bahaya virus corona.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
Menurutnya, masyarakat harus sejak sekarang didisiplinkan agar nantinya penularan tidak semakin parah akibat sikap nekat saat bulan Ramadan.
"Saya tuh ketar-ketir terhadap saudara-saudara kita yang sebangsa, yang menganggap enteng terhadap apa yang terjadi," kata Imam.
"Apalagi nanti jika puasa, kita harus ada persiapan bagaimana memberi kesadaran ibadah," sambungnya.
Psikiater jelaskan soal psikosomatis
Dalam tayangan tersebut, psikiater, dr Danardi Sosrosumihardjo menceritakan di tengah corona yang mewabah ini menimbulkan kecemasan pada banyak orang hingga paranoid.
Kecemasan tak hanya bersarang di pikiran, tapi bisa terwujud berupa penyakit fisik.
Hal ini bisa menyebabkan gejala psikosomatis di mana seseorang terpengaruh pikirannya sendiri sehingga tidak menyadari keadaan yang sebenarnya.
"Jadi tanda-tanda kecemasan itu bisa diwujudkan dalam gejala psikisnya, apakah waswas, khawatir, sampai parno," kata Danardi.
"Atau juga diwujudkan dalam bentuk fisiknya. Ada teman mengatakan, itu gejala psikosomatis, itu benar," sambungnya.
Baca: Wabah Corona, Pemerintah Pusat Masih Punya Stok 19 Ribu APD
Baca: Tegal Local Lockdown 4 Bulan, Wali Kota Siap Dibenci Hingga Akses Masuk Kota Ditutup Beton
Danardi menyebut ada banyak pasiennya yang mengklaim memiliki gejala layaknya corona.
Dan setelah diperiksa fisiknya secara medis, ternyata tidak ada gejala apa-apa seperti yang dikeluhkan.
"Bahwa kemudian mencocok-cocokkan dengan gejala Covid-19," kata Danardi.
"'Saya kok jadi batuk kering ya dok? Saya kok jadi demam?' padahal ketika dipriksa suhunya normal."
"Batuk kering ketika kita coba lihat mulutnya tidak ada peradangan."