RS Darurat Bantah Pasien Dikarantina Secara Ketat, 'Mereka Boleh Berjalan-jalan di Lorong Wisma'
Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet membantah kabar yang menyebutkan pasien virus corona yang dirawat mendapatkan karantina secara ketat.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet membantah kabar yang menyebutkan pasien virus corona yang dirawat di RS darurat itu mendapatkan karantina secara ketat.
Dansatgas Kesehatan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Brigjen TNI Agung Hermawanto mengatakan pasien di RS Darurat Covid-19 justru boleh berjalan-jalan di lorong lantai tempatnya dirawat.
"Pasien dalam hal ini boleh berjalan-jalan di lorong tersebut. Harapan kami karantina juga bukan yang strict seperti menahan pasien," ujar Agung, dalam konferensi pers di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2020).
Pihaknya juga menyediakan dispenser di masing-masing ruangan, sehingga pasien bisa ke luar untuk minum.
Akan tetapi, ia menyadari masih adanya kekurangan seperti kejenuhan karena belum adanya sarana hiburan seperti televisi.
"Kami menyadari masih ada kekurangan-kekurangan, dimana masing-masing lantai ini tidak ada sarana hiburan karena TV belum masuk," kata dia.
Oleh karenanya, Agung mengatakan pihaknya akan membuat sarana rekreasi di lantai tiga yang kosong.
Baca: Gara-gara Ini, Andre Taulany Heran Sama Cara Nagita Slavina Tagih Uang Tas : Laki Bini Sama Aja Ya !
Baca: Persediaan Alat Pelindung Diri Terbatas, Tenaga Kesehatan di Kota Depok Modifikasi Jas Hujan
Meski demikian, pihaknya memastikan para pasien agar tetap menjaga jarak jaga aman untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Lantai tiga ini sekarang masih kosong. Akan kami upayakan untuk mengurangi kejenuhan yaitu kami akan menyiapkannya sebagai sarana rekreasi. Tetapi tetap dalam konteks yaitu jarak jaga aman untuk penyebaran Covid-19," jelasnya.
Agung juga menyebut pihaknya akan meminta bantuan BUMN dan Telkom guna memperkuat jaringan WiFi.
Nantinya WiFi akan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pasien, seperti mendownload aplikasi self assessment yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan.
"Dari BUMN dan Telkom sudah memperkuat jaringan WiFi yang ada disana, dimana jaringan WiFi ini akan diperuntukkan untuk self assessment daripada si pasien," tandasnya.