Tanggapan NU Jika Ada Penolakan Jenazah Covid-19: Tidak Boleh Dihina dan Jangan Menolak Saudara Kita
Media sosial diramaikan dengan beredarnya video perlakuan tidak mengenakkan yang diterima petugas pembawa jenazah pasien positif corona.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah wabah virus corona ini, jumlah pasien meninggal akibat terpapar Covid-19 terus bertambah.
Ironisnya, di tengah kondisi duka ini masih ada warga yang melakukan penolakan terhadap pemakaman jenazah pasien covic-19.
Hal memprihatinkan ini muncul diduha karena kurangnya sosialisasi dan edukasi pada masyarakat.
Dilansir Kompas.com, penolakan pemakaman jenazah positif covid-19 terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Baca: Imbas Corona, Rupiah Melemah Rp 16.450 per Dolar AS, Sri Mulyani: Rupiah Bisa Tembus Rp 20 Ribu
Baca: Modus Mahasiswi Tipu Korbannya Puluhan Juta Rupiah Lewat Jualan Masker Murah
Lantas bagaimana seharusnya jenazah diperlakukan?
Menurut syariat Islam, jenazah wajib dihormati.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Said mengungkapkan jenazah harus dimandikan yang bersih dan suci, dikafani dengan syarat-syarat tertentu kemudian dikubur dengan penuh penghormatan dan penghargaan.
"Tidak boleh diremehkan atau mendapatkan penghinaan," tegas Kiai Said dilansir nu.or.id, Rabu (1/4/2020).
Namun muncul permasalahan di tengah masyarakat berupa penolakan saat ada umat Islam yang meninggal dikarenakan covid-19.
Pengasuh Pesantren At Tsaqofah Jakarta tersebut mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengurus jenazah yang meninggal karena penyakit menular seperti corona.
Pertama, Said mengungkapkan rumah sakit harus menangani jenazah dengan standar medis dan dipastikan aman.
Salah satunya dengan membungkus jasad dengan plastik.
Selanjutnya Said menyebut jenazah sebisa mungkin diantar ke pihak keluarga.
Pihak keluarga pun tidak perlu membukanya dengan langsung disalati dan dimakamkan dengan penuh penghormatan seperti jenazah biasa.
Said menjelaskan jika mekanisme penanganan rumah sakit sudah sesuai standar keamanan medis, Said mengimbau seluruh masyarakat di Indonesia untuk tidak menolak jenazah saudara kita yang meninggal akibat covid-19 ini.
"Jangan menolak jenazah saudara kita yang meninggal dunia karena covid-19 ini." ungkap Said dilansir siaran langsung tvOne, Rabu (1/4/2020).
Said juga meminta agar tetap mendoakan pasien meninggal karena wabah virus corona ini.
"Mari kita doakan orang yang meninggal karena covid-19 ini Insyaallah syahid. Kita pun dapat pahala ketika mengantar jenazahnya," ungkapnya.
Bupati Banyumas Ikut Bongkar Makam Jenazah yang Ditolak
Kejadian penolakan jenazah kasus corona di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah terjadi di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Selasa (31/3/2020) malam.
Alhasil, makam terpaksa dibongkar dan dipindahkan.
Dilansir Kompas.com, pembongkaran makam yang dipimpin Bupati Achmad Husein, Rabu (1/4/2020) pagi setelah ada penolakan warga.
Penolakan datang dari warga desa setempat dan desa tetangga, yaitu Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Meskipun tanah yang digunakan adalah tanah milik Pemkab Banyumas, warga khawatir kesehatan warga akan terdampak.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein, Rabu (1/4/2020).
Berdasar informasi yang didapat, rencana pemakaman mengalami beberapa kali penolakan.
Yakni penolakan di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Wangon.
Sementara itu diketahui pasien yang meninggal berasal dari Kecamatan Purwokerto Timur.
Pasien tersebut dilaporkan meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Selasa (31/3/2020) pagi.
Sebelumnya pasien tersebut mendapatkan perawatan di ruang isolasi selama beberapa waktu lalu.
"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus menerus supaya masyarakat tahu persis bahwa itu tidak ada masalah, tidak bahaya, karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," jelas Husein.
Bupati menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tiga lahan milik pemkab sebagai alternatif tempat pemakaman khusus untuk mengantisipasi penolakan di tempat pemakaman umum (TPU).
Namun, di ketiga lokasi tersebut ternyata mendapat penolakan dari warga.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati."
"Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain)