Apa Itu Herd Immunity? Seberapa Besar Efek yang Ditimbulkan? Simak Penjelasan Berikut Ini
Herd Immunity sedang ramai diperbincangkan hampir diseluruh dunia, dianggap menjadi salah satu cara menekan kasus virus corona, berikut penjelasannya.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Herd Immunity sedang ramai diperbincangkan hampir di seluruh dunia.
Herd Immunity dianggap cukup mengundang kontroversi karena dampak dan efek yang mungkin ditimbulkan.
Lalu sebenarnya apa itu Herd Immunity? Seberapa besar efek yang ditimbulkan dari herd immunity ini?
Dilansir dari kemkes.go.id, herd immunity ini adalah istilah latin dari kekebalan kelompok atau komunitas.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 3 April, Total 1.986 Positif, 134 Sembuh, 181 Meninggal
Herd immunity ini dianggap menjadi salah satu cara menekan kasus virus corona yang sedang merebak di dunia.
Herd immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu.
Kondisi ini menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu membuat masyarakat lain turut terlindungi.
Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi atau vaksin, maka penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali.
Sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit menjadi rendah.
Kondisi tersebut hanya akan berhasil jika cakupan imunisasi dapat terlaksana secara merata di kalangan masyarakat.
Dilansir dari nationalgeographic.com, strategi herd immunity ini sempat menjadi rencana medis untuk menekan korban virus corona.
Herd immunity ini dianggap dapat membantu mengurangi menambah kekebalan imunitas pada populasi masyarakat.
Dengan herd immuniity ini diharapkan efek dari penyakit menular akibat virus dapat berkurang, seperti pada kasus penyakit campak.
Dilansir dari gavi.org, penyakit tersebut menginfeksi 18 orang dan 95% orang lainnya kebal terhadap penyakit ini karena memiliki herd immunity.
Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa coronavirus memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah daripada campak.
Begitu juga dengan virus Covid-19 ini, rata-rata setiap orang terinfeksi menularkan kepada dua atau tiga orang baru, dan akan menghasilkan herd immunity sebesar 60% kepada populasi dan akan menjadikan masyrakat kebal terhadap Covid-19.
Virus ini menyamarkan diri ketika bekerja menginfeksi inang dan akan menembus sel inang.
Setelah itu mereka akan memberi awalan terhadap respons imun tubuh pada seseorang.
Baca: IDI Latih Seluruh Dokter Agar Bisa Tangani Pasien Virus Corona
Baca: Mentan Pastikan Stok Gula Aman Hadapi Virus Corona dan Jelang Ramadhan
Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti flu biasa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah seperti pneumonia dan bronkitis.
Penamaan virus corona berasal dari kata crown yang berarti mahkota jika dilihat dengan mikroskop.
Bentuk mahkota ini ditandai oleh adanya "Protein S" yang berupa sepatu, sehingga dinamakan spike protein, yang tersebar di sekeliling permukaan virus (tanda panah).
"Protein S" inilah yang berperan penting dalam proses infeksi virus terhadap manusia.
Tampak pada panah "Protein S" disekeliling permukaan virus sehingga membuat bentuk virus seperti mahkota.
Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm.
Dilansir dari laman resmi WHO, virus corona akan menular apabila penderita berhubungan langsung dengan orang lain yang daya tubuhnya lemah.
Setelah sebuah sel mengenali tanda-tanda patogen tertentu, tubuh akan mengeluarkan sinyal alarm ke sistem kekebalan tubuh.
Dan diharapkan wabah ini akan hilang dengan sendirinya karena virus akan sulit menemukan host atau inang.
Itu sebabnya pengalaman pertama seseorang dengan penyakit menular bisa sangat buruk, dan sangat berbeda dengan kasus infeksi kedua atau setelahnya, karena sistem kekebalan sebelumnya belum mengenali infeksi virus tersebut.
Namun kepala penasehat ilmiah pemerintah Inggris, Patric Vallance menyatakan bahwa strategi herd immunity ini akan menimbulkan efek yang cukup berbahaya.
Resiko yang ditimbulkan mungkin cukup tinggi, dan bisa jadi malah membuat korban semakin banyak.
Baca: Realisasi Bantuan Donasi CSR COVID-19 Tempo Scan Group Kepada BNPB
Baca: Lahir saat Lockdown, Bayi Kembar di India Dinamai Corona dan Covid
Karena kekebalan komunitas atau herd immunity alami ini dapat dilakukan apabila didukung dengan adanya vaksinasi dan pembatasan maksimal.
Dilansir dari apic.org, vaksin ini bertujuan untuk mencegah banyak penyakit berbahaya dan mematikan menulari orang lainnya.
Populasi juga harus melakukan mitigasi dan pencegahan untuk memutus mata rantai penularan virus.
Sedangkan hingga saat ini vaksin untuk virus covid-19 belum juga ditemukan.
Maka pencegahan virus ini dapat dilakukan dengan cara lain seperti mencuci tangan dengan bersih sesering mungkin, pembatasan fisik, isolasi hingga karantina mandiri.
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)