Setelah Chloroquine dan Avigan, Kini Menkes Siapkan Tamiflu, Seampuh Apa Sembuhkan Pasien Covid-19?
Setelah Chloroquine dan Avigan kini muncul tamiflu. Seeefktif apa tamiflu mengatasi corona atau covid-19? Benarkah ampuh?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Presiden Jokowi menyampaikan chloroquine dan Avigan, kini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyiapkan sekitar 450 ribu tablet amiflu atau Oseltamivir untuk menangani pasien virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Tamiflu ini telah teruji klinis lantaran Terawan mengaku mendapatkan rekomendasi dari PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia).
Hal itu dikatakannya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (2/4/2020).
"Tamiflu yang persediaannya ada. Kita sudah ada di Dinas Kesehatan dan sudah terbagikan. Kita kemarin membagikan kembali 450.000 tablet tamiflu yang kita berikan ke rumah sakit," kata Terawan.
Terawan mengatakan paling lambat satu atau dua pekan kedepan rencananya akan didistribusikan lagi sekitar 1 juta tablet tamiflu tersebut untuk para pasien yang terinfeksi Covid-19 di tanah air.
"Kemarin hari Rabu (1/4/2020) datang bahan baku untuk tamiflu. Sehingga kita akan bisa mendapatkan 1 juta tablet dalam seminggu dua minggu mendatang," ujarnya.
Baca: Ingin Pingsan Usai Minum Obat Chloroquein, Andrea Dian:Cemas, Mual, Muntah, Pusing, Jantung Berdebar
Baca: Anang Hermansyah Cari Solusi Agar Tetap Bisa Bagikan THR Pada Ratusan Karyawannya
Seeefktif apa tamiflu mengatasi corona atau covid-19? Benarkah ampuh?
Belakangan ramai menyebutkan bahwa obat flu digadang-gadangkan dapat menyembuhkan virus yang telah menewaskan lebih dari 400 orang di dunia.
Melansir Kompas.com, seorang pasien positif terinfeksi virus corona di Thailand diklaim dapat disembuhkan menggunakan racikan obat yang diberikan oleh dokter setempat.
Obat itu terdiri dari campuran antivirus yang biasa untuk menangani penyakit flu dan HIV.
Baca: Jepang dan China Sumbang 5.000 Obat Avigan ke Sri Lanka untuk Diuji Coba pada Pasien Corona
Adapun obat flu berupa oseltamivir dipercaya dapat meredakan gejala virus corona yang mirip dengan gejala flu.
Berdasarkan WebMD, oseltamivir memang sering digunakan untuk mengobati gejala yang disebabkan oleh virus flu (influenza).
Obat ini juga membantu membuat gejala yang kurang parah (seperti hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam/menggigil, sakit, kelelahan) dan mempersingkat waktu pemulihan hingga 1-2 hari.
Bahkan obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah flu jika telah terpapar pada seseorang yang sudah menderita flu (seperti anggota rumah tangga yang sakit) atau jika ada wabah flu di masyarakat.
Oseltamivir hadir dalam bentuk kapsul dan suspensi (cairan) untuk dikonsumsi.
Namun obat ini mmeiliki efek samping, seperti mual, muntah, sakit perut,diare, atau sakit kepala.
Bahkan efek samping paling parahnya yaitu ruam, gatal-gatal, atau lecet pada kulit, sariawan, gatal, pembengkakan pada wajah atau lidah, kesulitan bernapas atau menelan, suara serak, kebingungan, masalah bicara, sulit bergerak, bahkan halusinasi.
Meski diklaim dapat menyembuhkan pasien dari virus corona, masih dibutuhkan pembuktian ilmiah atau hasil penelitian lebih lanjut yang dapat mendukung temuan ini.
"Kelihatannya memang menunjukkan hasil yang baik, tapi kita masih harus melakukan penelitian untuk memastikan ini dapat dijadikan pengobatan standar," ujar dr. Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi.
Dilaporkan, metode pengobatan yang sama juga dilakukan pada 3 pasien virus corona yang lain di Thaliand.
Namun, hasil yang ditunjukkan berbeda. Satu orang menunjukkan gejala alergi, sementara 2 lainnya menunjukkan peningkatan kondisi.
Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Somsak Akkslim mengatakan proses pengobatan itu sementara waktu hanya akan digunakan pada pasien dengan kondisi parah.
Menurut Somsak terlalu dini untuk menyatakan obat ini dapat diaplikasikan pada semua kasus. Rencananya Senin (3/2/2020), Kementerian Kesehatan Thailand akan mendiskusikan temuan ini.
Terlepas dari itu, jangan asal menggunakan obat flu untuk mengobati virus corona atau penyakit lainnya tanpa anjuran dokter. (Tribunnews.com/Kompas.com/GridHealh)