161 Tenaga Medis di DKI Jakarta Positif Covid-19
Ketua II Gugus Tugas Covid-19 DKI Jakarta, Catur Laswanto membeberkan data terkini kasus corona atau Covid-19 di Jakarta.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua II Gugus Tugas Covid-19 DKI Jakarta, Catur Laswanto membeberkan data terkini kasus corona atau Covid-19 di Jakarta.
Menurut Catur Laswanto, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Jumat (10/4/2020), sebanyak 82 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Hingga saat ini total ada 1.811 orang kasus positif di DKI JKakarta, dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 156 orang.
"1.182 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 430 orang melakukan self isolation di rumah. Sebanyak 843 orang menunggu hasil laboratorium," ujar Catur dalam keterangan yang dikutip dari PPID DKI Jakarta, Jumat (10/4/2020).
Baca: Kabareskrim: Polri Pastikan Keamanan DKI Jakarta Selama PSBB
Kemudian, tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 sejumlah 161 orang dimana 2 orang meninggal dunia dan 23 orang sembuh.
Tenaga medis yang terinfeksi corona tersebut tersebar di 41 rumah sakit, 1 klinik, dan 4 Puskesmas di Jakarta.
Catur pun mengungkap hingga saat ini untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2.865 orang.
"2.308 sudah selesai dipantau dan 557 masih dipantau," katanya.
Baca: Cara Menghilangkan Sakit Gigi secara Cepat dan Alami, Bisa Gunakan Air Garam hingga Bawang Putih
Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat ada 2.328 orang, dimana 1.256 sudah pulang dari perawatan dan 1.072 masih dirawat.
Pemprov DKI Jakarta juga masih terus melakukan rapid test di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).
"Sampai dengan Kamis, 9 April 2020, total sebanyak 35.083 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif COVID-19 sebesar 3 persen, dengan rincian 1.027 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 34.056 orang dinyatakan negatif," katanya.
3.512 Pasien Positif Corona di Indonesia
Peningkatan jumlah kasus positif corona (Covid-19) di Indonesia masih terjadi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan pasien positif corona di Indonesia naik menjadi 3.512 pasien, Jumat (10/4/2020).
Jumlah tersebut meningkat sebanyak 219 orang dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, Kamis (9/4/2020).
Sementara itu, terdapat 26 pasien postif corona yang meninggal dunia.
Kini total kasus kematian akibat Covid-19 berjumlah 306 pasien.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona hingga Gejala Ringan yang Tak Boleh Disepelekan
Baca: Anies Baswedan Bicara soal Sanksi Langgar PSBB Wabah Corona di Jakarta: Patroli akan Ditingkatkan
Kabar baiknya, terdapat 30 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh bertambah menjadi 282 orang.
Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Jumat sore.
Dalam kesempatan tersebut, Yuri pun mengajak masyarakat untuk memutus rantai penularan virus corona.
Ia mengimbau masyarakat untuk patuh dan disiplin dalam menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menggunakan masker, tidak keluar rumah bila tidak mendesak, dan tidak melakukan perjalanan kemana pun.
Yuri juga kembali menekankan masyarakat untuk tidak mudik karena hal ini memiliki risiko penularan yang besar.
Baik penularan yang terjadi saat perjalanan maupun penularan di kampung halaman.
"Insyaallah dengan upaya ini maka kita bisa mempercepat pandemi di tanah air kita, supaya kita bisa pulih seperti sediakala," kata Yuri.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.
Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.
Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.