Menristek: 6 Minggu Dari Sekarang, 100 Ribu Alat Rapid Test Covid-19 Akan Tersedia
Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah seang mengembangkan dua alat deteksi virus corona atau Covid-19 buatan lokal.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah seang mengembangkan dua alat deteksi virus corona atau Covid-19 buatan lokal.
Ia menyebut, kedua alat yang dimaksud adalah rapid test dan PCR.
Bambang mengatakan rapid test tetap dibutuhkan untuk pengujian yang bersifat massal dan deteksi awal.
Setelah uji tersebut kemudian dilanjutkan ke test PCR.
Baca: Fadli Zon Pertanyakan Sikap Pemerintah yang Masih Tarik Ulur Larangan Mudik di Tengah Pandemi Corona
Hal itu disampaikan Bambang Brodjonegoro usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi melalui video conference, Rabu (15/4/2020).
"Mengenai test kita ada dua, baik berbasis PCR maupun rapid test. Untuk rapid test, kami sudah laporkan pak Presiden, 1,5 bulan atau 6 minggu dari sekarang rencananya sudah ada 100 ribu produksi, 100 ribu unit rapid test," kata Bambang.
Ia menambahkan, untuk alat test PCR, pihaknya telah melakukan pengujian dengan menggunakan virus strain Asia dan sedang mencoba strain lokal atau virus berasal dari orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19.
Baca: Khawatir Dengan Pandemi Corona di Indonesia, Kedubes AS Minta Warganya Segera Pulang
Pengujian itu dilakukan untuk mengetahui status transmisi lokal penyebaran virus tersebut.
"Kebetulan BPPT sedang kerja sama dengan Eijkman (Institute) untuk mendapatkan virus strain local tersebut. Dan setelah itu masuk ke tahap produksi. Bio Farma sudah jadi mitra industri yang siap. Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dimulai produksi," jelasnya.
5.136 kasus positif corona di Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menginformasikan data terbaru kasus virus corona di Indonesia, Rabu (15/4/2020)
Achmad Yurianto mengatakan hingga Rabu siang tercatat ada penambahan 297 kasus baru positif corona.
Dengan penambahan tersebut, total saat ini ada 5.136 orang positif Covid-19 di Indonesia.
"Jadi total akumulasinya 5.136 orang" ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (15/4/2020).
Baca: Hamil 5 Bulan, Cut Meyriska Parno Lahiran di RS Gara-gara Covid-19 : Sampai Kebawa Mimpi
Baca: UPDATE Corona Global Rabu 15 April Sore: Ada 27 Ribu Kasus di Belanda, Baru 250 Orang yang Sembuh
Selain penambahan kasus positif corona, Achmad Yurianto pun mengatakan ada tambahan 20 orang yang sembuh dari virus corona.
Sehingga, total untuk pasien sembuh mkenjadi 446 orang.
Sementara untuk kasus kematian akibat virus corona ada ada tambahan 10 orang.
Total saat ini ada 469 orang meninggal dunia akibat virus corona di Indonesia.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.