Benarkah Asap Vape Bisa Tularkan Corona? Sama dengan Perokok, Ini Penjelasannya!
Tak hanya itu, pakar otolaringologi dari Stanford Medicine, Amerika Serikat, bahkan menyebut asap vape bisa menularkan virus corona.
Editor: Whiesa Daniswara
Kekhawatiran utama lainnya adalah, bahwa sebagian besar pengguna vape adalah remaja dan mereka cenderung tidak melakukannya sendirian, tapi bersama-sama dalam kelompok.
"Mereka sering berbagi perangkat vape dan tentu saja itu berisiko menularkan infeksi Covid-19," lanjutnya.
Meskipun diperkirakan bahwa orang yang berusia lebih muda akan lebih mudah pulih dari Covid-19, bukan berarti mereka tak bisa mengalami kondisi parah - terutama jika paru-paru mereka sudah rusak akibat vape.
Baca: Pelanggan Batalkan 150 Pesanan Jet, Boeing Makin Merugi Terhantam Corona
Baca: Sederet Pejabat Positif Corona yang Sudah Dibolehkan Pulang, Termasuk Menhub Budi Karya
Bahkan, jika ada pengguna vape yang berusia lebih muda memiliki gejala virus corona yang ringan, mereka akan menjadi “penyebar diam” yang mempercepat penyebaran Covid-19 pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Para pakar kesehatan ingin kamu berhenti sekarang! Semakin cepat berhenti akan semakin baik untuk kesehatan.
Jika kamu kecanduan vape, hubungi dokter untuk mendiskusikan berbagai opsi, permen mungkin bisa membantu menjadi pengganti saat ini.
Jika kamu kecanduan nikotin, Jackler merekomendasikan untuk mencoba pengganti nikotin seperti permen pelega tenggorokan, permen karet atau apapun yang tidak melibatkan menghirup bahan kimia dan terus-menerus membuat kamu menyentuh mulut.
Melakukan hal itu akan membantu mengurangi peluang untuk terinfeksi dan juga meningkatkan fungsi kekebalan paru-paru.
"Berhenti mengepulkan asap sesegera mungkin," kata Mieses.
"Vape dan merokok tidak membantu seseorang dengan cara apa pun atau bentuk apa pun, ketika mereka melawan infeksi pernapasan, seperti Covid-19."
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Waspada, Asap Vape Disebut Bisa Tularkan virus corona, Ini Penjelasan Pakar Otolaringologi Stanford