FAKTA Ratusan WNA Jemaah Tabligh Akbar Diisolasi di Masjid Al Muttaqien, 24 Orang Positif Corona
Yudi Dimyati menyampaikan, ada 266 warga negara asing (WNA) yang ditampung di Masjid Al Muttaqien, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Penulis: Nuryanti
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara, Yudi Dimyati menyampaikan, ada 266 warga negara asing (WNA) yang ditampung di Masjid Al Muttaqien, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Mereka merupakan jemaah Tabligh Akbar, yang berasal dari berbagai wilayah yakni, Pakistan, Qatar, India dan lainnya.
Para jemaah Tabligh Akbar ini sudah menjalani rapid test corona sebelumnya.
Berikut ini fakta yang Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber:
1. Positif Corona
Dikutip dari Kompas.com, Yudi mengatakan, sebanyak 24 jemaah dinyatakan positif virus corona.
"Iya ada 24 yang positif rapid test," kata Yudi Dimyati saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
24 pasien tersebut dibawa ke rumah sakit darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Minggu (12/4/2020) lalu.
Mereka telah menjalani swab test dan masih harus menunggu hasil laboratorium.
"Itu wewenang Wisma Atlet, kami menunggu saja," ungkap Yudi.
2. Datang ke Indonesia
Dikutip dari Kompas.com, Suparjiono, Ketua RT 024 / RW 001 mengatakan, 266 WNA tersebut sudah ada di Indonesia sejak Februari lalu.
Mereka datang karena ikut dalam program Tabligh Akbar dengan mendatangi berbagai wilayah di Indonesia untuk menyiarkan agama.
Baca: UPDATE Korban Meninggal Akibat Corona di ASEAN: Indonesia Tertinggi, Kasus Positif Capai 6.575
Namun belakangan, sejumlah daerah menutup akses pada mereka berkaitan dengan pandemi virus corona.
Akhirnya, WNA tersebut kembali berkumpul di Masjid Al Muttaqien yang disebut sebagai markas dari Tabligh Akbar tersebut.
3. Ingin Pulang ke Negara Asal
Masih dikutip di laman yang sama, Suparjiono menyebut, para WNA yang saat ini ditampung di Masjid Al Muttaqien, sebenarnya ingin pulang ke negara asal mereka.
Namun, para peserta Tabligh Akbar tersebut belum mendapat tiket pesawat hingga saat ini.
"Sebenarnya mereka juga ingin pulang ke negara masing-masing. Tapi sejauh ini kebanyakan enggak dapat tiket pesawat."
"Misalnya ada yang mau ke Qatar, pesawat cuma sampai Pakistan terus enggak ada jalan dari Pakistan," katanya.
4. Sudah Ada yang Pulang
Menurut Suparjiono, ada juga yang sudah memiliki tiket pesawat pulang, namun jadwalnya diubah maskapai sampai waktu belum ditentukan.
Jumlah ini sudah cukup banyak berkurang dibandingkan waktu pertama kali jemaah tabligh akbar diisolasi di sana.
"Yang bisa pulang dengan tertib itu dari Thailand karena dibawa oleh kedutaannya setelah rapid pertama dinyatakan negatif rapid test. Itu 96 orang satu pesawat," ungkap dia, dikutip dari Kompas.com, Minggu.
"Belum lama juga sudah pulang 93 jemaah dari Pakistan," lanjut Suparjiono.
5. Isolasi Masjid
Ia menambahkan, warga RT 024 mengisolasi Masjid Al Muttaqien tersebut, sehingga tak ada satupun warga sekitar ataupun warga asing yang boleh keluar masuk lokasi masjid.
Baca: Jepang Terancam Gelombang Infeksi Virus Corona, Ambulans Ditolak 80 Rumah Sakit
Sementara itu, untuk kebutuhan pokok para jemaah Tabligh Akbar tersebut dibelikan secara online tanpa harus berinteraksi langsung dengan mereka.
Masjid untuk sementara tidak digunakan masyarakat umum sebagai tempat ibadah.
6. Rapid Test
Dikutip dari Grid.ID, ternyata rapid test corona hanya dilakukan kepada 247 jemaah Tabligh Akbar.
Rapid test ini dilakukan karena jika ada satu yang terinfeksi maka akan cepat menyebar ke jemaah lain.
Seperti misalnya lima jamaah tabligh asal Bangladesh yang sedang melakukan kunjungan ke masjid dan pesantren di dua kecamatan di Kabupaten Pandeglang, pada 8 April 2020 lalu.
Baca: 5 Pandemi Terburuk Dunia sebelum Corona dalam Catatan Sejarah dan Bagaimana Akhirnya Berakhir
Dijelaskan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang Achmad Sulaeman, kelima WNA ini ternyata dinyatakan reaktif setelah dilakukan rapid test oleh petugas.
Padahal kelima jemaah asal Bangladesh ini sudah bertemu dengan sejumlah orang diantara para santri.
(Tribunnews.com, Kompas.com/Jimmy Ramadhan Azhari, Grid.ID/Arif Budhi Suryanto)