Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dimas Oky Nugroho Minta Negara Jamin Kualitas Belajar saat Pandemi Covid-19

Selain kesehatan dan ekonomi yang juga tak kalah penting dipikirkan adalah kelancaran dan kualitas proses belajar-mengajar di masa pandemi virus

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dimas Oky Nugroho Minta Negara Jamin Kualitas Belajar saat Pandemi Covid-19
Ist
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain kesehatan dan ekonomi yang juga tak kalah penting dipikirkan adalah kelancaran dan kualitas proses belajar mengajar di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini dinyatakan Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho saat acara diskusi online “Problem Sosial Di Masa Corona”, Rabu (22/4/2020).

Baca: Kartu Prakerja Tak Jelas, PKS Usul Dananya Dialokasikan ke Pekerja Terdampak Covid-19

Mantan Staf Khusus Kantor Staf Presiden ini meminta seluruh unsur negara, khususnya pemerintah dan DPR, betul-betul memastikan, mengawasi serta lebih peduli pada pelaksanaan proses pendidikan yang berlangsung secara daring sejak belajar dan bekerja di rumah diterapkan.

Dimas menilai hal ini penting karena tak semua anak murid dan guru sekolah memiliki perangkat komunikasi cerdas dan akses internet yang baik di berbagai daerah secara merata.

"Negara, termasuk para wakil rakyat, harus lebih memperhatikan kualitas pengajaran di semua lapisan masyarakat, terutama lapisan masyarakat bawah di berbagai daerah. Pembatasan sosial harus, penggunaan masker dan aspek kesehatan lain adalah utama di masa Covid-19 ini. Stimulus ekonomi dan memastikan kondisi ekonomi juga sangat penting. Namun memastikan agar kualitas dan kelancaran proses pendidikan anak-anak murid yang terpaksa belajar dari rumah juga harus dipastikan tetap berlangsung baik meski harus berlangsung online," ujar Dimas.

Baca: Bacaan Niat dan Doa Buka Puasa Ramadan, Berikut 8 Hal yang Membatalkan Puasa

Menurutnya tak semua keluarga tentunya memiliki akses dan fasilitas yang cukup untuk melaksanakan belajar-mengajar secara daring seperti ponsel pintar dan laptop.

Belum lagi keterbatasan akses jaringan internet yang tidak merata.

Baca: Penjelasan Polisi soal Viralnya Pembacokan Satpam Gara-gara Tegur Pelaku yang Tak Pakai Masker

Berita Rekomendasi

“Pemerintah pusat dan daerah harus punya, sekali lagi wajib punya, inovasi membantu kelancaran dan kemampuan para murid dari masyarakat bawah, termasuk pihak guru, dalam mengakses gadget cerdas dan internet yang baik dan murah selama masa pandemi belajar-mengajar di rumah," kata Dimas.

Penggagas pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan untuk anak-anak muda, Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP), juga menyarankan, pemerintah memberikan stimulus bantuan langsung di dunia pendidikan yang tidak kalah penting dari sektor ekonomi yang terkena dampak wabah Covid-19.

"Harus ada stimulus melalui satu kebijakan agar kegiatan belajar-mengajar secara daring berjalan dengan baik pada masyarakat menengah ke bawah. Bisa saja, pemerintah menyediakan infrastruktur berupa laptop, ponsel atau tablet yang bisa digunakan masyarakat yang tidak mampu. Hari ini banyak perangkat teknologi yang memiliki operating system yang mudah dan murah," ujarnya.

Sementara itu, pengamat pendidikan Prof. Dede Rosyada menilai kegiatan belajar - mengajar secara daring efektif untuk memenuhi kurikulum.

Baca: Menginjak Usia 30 Tahun, Nia Ramadhani: Waktu yang Tepat untuk Berbenah Diri

Tapi, lanjutnya, yang menjadi permasalahan bukan hanya perangkat tapi juga pada biaya lain seperti pulsa yang diisi ke perangkat agar tetap terhubung ke internet.

"Bukan hanya soal perangkatnya tapi mereka kan juga butuh pulsa dan quota untuk tetap bisa terhubung ke internet dan tidak semua orang bisa memiliki budget lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut," katanya.

Baca: Luhut: Sampah Plastik Bisa Hancurkan Ekosistem Laut Kita

Menurutnya masalah pendidikan tidak bisa dikesampingkan karena harus ada kebijakan yang bisa memastikan kegiatan belajar - mengajar tetap berjalan dengan semestinya dan tidak ada yang tertinggal secara kurikulum.

"Atau bisa saja masyarakat di pedalaman tetap dibuatkan pertemuan fisik tapi dengan pengawasan seperti menggunakan masker, ruangan sudah disterilisasi, dam setiap orang yang masuk pertemuan tersebut harus mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas