Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Opsi Pengganti Libur Lebaran antara Juli atau Desember

Ada dua opsi yang akan dikaji yakni mengganti libur lebaran dari akhir Mei ini ke Juli bertepatan dengan hari raya Idul Adha, atau diganti ke Desember

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dua Opsi Pengganti Libur Lebaran antara Juli atau Desember
SERAMBI INDONESIA DAILY/SERAMBI/BUDI FATRIA
Wisatawan lokal dan asing menunggu antrean untuk naik ke kapal cepat tujuan Sabang, di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Senin (12/8/2019) pagi. Libur Lebaran Idul Adha 1440 Hijriah, kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Sabang mulai meningkat. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sabang terlihat dari antrean penumpang kapal cepat maupun kapal lambat di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. SERAMBI/BUDI FATRIA 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kepala Staf Presiden Moeldoko untuk mengkaji pengganti Libur Lebaran. Hal itu sebagai bagian dari pemberlakukan larangan mudik kepada masyarakat. 

Ada dua opsi yang akan dikaji yakni mengganti libur lebaran dari akhir Mei ini ke Juli bertepatan dengan hari raya Idul Adha, atau diganti ke Desember.

 "Presiden memberikan arahan ke KSP untuk melakukan kajian. Ada 2 opsi mengganti hari lebaran menjadi akhir juli, Idul Adha dan akhir Desember, jadi masih ada dua waktu mengganti hari lebaran Idul Fitri ke Idul Adha dan akhir Desember," kata Doni dalam video conference,  Senin, (4/5/2020).

Baca: 5 Arahan Terbaru Jokowi dalam Hadapi Pandemi Corona, Evaluasi PSBB hingga Distribusi Bansos

Doni mengatakan bahwa pemerintah tetap melarang masyarakat mudik untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Mantan Danjen Kopassus itu mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik secara diam-diam.

"Perintah presiden, tidak ada mudik, sekali lagi tidak ada mudik. Oleh Karena itu semuanya kita bisa menahan diri dan bersabar untuk tidak mudik terlebih dahulu. Kemudian juga, masyarakat diingatkan jangan mencuri-curi kesempatan sehingga kalau ini masih dilakukan maka akan menimbulkan risiko bagi kampung halaman," katanya.

Baca: Komisi I DPR: Semua Perwira Bintang Tiga Miliki Kesempatan Jadi KSAU dan KSAL

Karena menurutnya kebiasaan masyarakat Indonesia bersalaman dan berpelukan saat lebaran berpotensi menularkan virus. Karena setiap orang berpotensi menjadi orang tanpa gejala (OTG) yang membawa virus. 

Berita Rekomendasi

 "Dan ketika kita menyentuh saudara kita, kita malah menulari. Dan apabila yang tertular adalah kelompok rentan dan memiliki penyakit penyerta maka risiko terpapar dan terinfeksi, sakit ringan, sedang bahkan bisa meninggal. Apabila kita sayang keluarga, untuk sementara ini tahan untuk tidak pulang dulu," pungkasnya.

Baca: Makanan Sehat untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Orang Dewasa, Nasi Merah hingga Ubi Jalar

Sebelumnya pada bulan lalu, skenario pergantian libur telah dibicarakan presiden dan jajaran kabinetnya. Pada saat itu skenarionya, hari libur lebaran diganti ke akhir tahun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa usulan pergantian libur nasional hari raya Idul Fitri masih dikaji pada tataran teknis.

"Mengenai liburan massal, ini juga lagi dihitung apakah tadi ada usulan, kita sedang menerjemahkan semua," kata Luhut dalam konferensi pers jarak jauh usai rapat terbatas,  Kamis, (2/4/2020).

Luhut yang juga menjabat Plt Menteri Perhubungan mengatakan bahwa pemerintah masih menghitung-hitung alternatif pergantian libur tersebut. Termasuk kemungkinan mengganti libur hari raya di akhir tahun.

"Nanti liburan ini mungkin diberikan lebih banyak diakhir tahun atau bagaimana, sedang dihitung. Kami sedang merumuskan teknis di bawah untuk pelaksanaan itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas