Cerita Budi Karya Sumadi Melawan Corona, Awalnya Didiagnosis Tifus hingga Tak Sadarkan Diri 14 Hari
Menhub Budi Karya Sumadi menceritakan pengalamannya saat melawan virus corona ketika diwawancarai oleh Pemimpin Redaksi KompasTV, Rosianna Silalahi.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menceritakan bagaimana dirinya melawan Corona.
Budi Karya Sumadi menceritakan pengalamannya saat melawan virus corona atau Covid-19 dalam tayangan di YouTube KompasTV, Selasa (5/5/2020).
Seperti yang diketahui, Menhub Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona pada 14 Maret 2020 lalu.
Dalam acara yang ditayangkan KompasTV ini, Budi Karya Sumadi menceritakan bagaimana ia awalnya dinyatakan positif Corona kepada Pemimpin Redaksi KompasTV, Rosianna Silalahi.
Baca: Retno Marsudi Ungkap Kedekatannya Dengan Budi Karya Sumadi, Intens Beri Semangat Saat Menhub Sakit
Baca: Bentuk Perhatian Presiden Jokowi pada Menhub Budi Karya Sumadi yang Terpapar Virus Corona
Dalam tayangan tersebut, nampak Budi Karya Sumadi dalam keadaan sehat dan segar.
Hal itu pun juga diungkapkan Rosi - sapaan Rosianna Silalahi - saat mewawancarai Menhub.
"Pak Budi Karya Sumadi, luar biasa. Saya begitu senang sebenarnya, sekaligus terkejut Pak Budi Karya bisa langsung, saya lihat sudah jauh lebih segar," ungkap Rosi.
Dalam wawancaranya, Budi Karya Sumadi pun mengungkapkan bagaimana awalnya bisa terinfeksi virus corona.
Ia mengungkapkan, kejadian yang menimpanya adalah suatu hal yang luar bisa dan bisa dikatakan sebagai mukjizat bagi Budi Karya Sumadi.
"Kalo untuk saya ini kejadian yang luar biasa ya. Mungkin kata yang tepat mukjizat ya bagi saya," ungkap Budi Karya.
Setelah itu, Budi Karya mengungkapkan sebelum dinyatakan terinfeksi virus corona, ia memiliki jadwal yang padat.
Bahkan, dirinya sempat bertemu dengan Menteri Transportasi Belanda.
"Saya itu pada saat itu memang relatif agak padat acaranya. Saya ke Makassar, saya ke Wakatobi, saya ke Toraja."
"Setelah pulang itu, Natuna saya enggak langsung, karena saya monitor dari Batam aja itu waktu ada yang pulang."
"Terakhir itu, ada rombongan dari Jepang datangnya itu jam 1 malam, dek Rosi. Jadi saya dengan Menko itu baru pulang di Halim kira-kira jam 2-3 lah."
"Nah besoknya, saya sempat berkegiatan, yang saya ingat kalo ga salah saya itu ketemu sama Menteri Transportasi Belanda di Priok," terang Budi Karya menceritakan.
Baca: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Sembuh dari Corona: Ini Satu Mukjizat bagi Saya
Baca: Sembuh dari Corona, Menhub Budi Karya Sumadi Mengaku 14 Hari Tak Sadarkan Diri, Simak Faktanya!
Setelah bertemu dengan Menteri Transportasi Belanda, Budi Karya Sumadi merasakan kesehatannya menurun.
Ia pun menceritakan sempat merasakan sesak napas dan daya tahan tubuhnya menurun.
Ketika dirinya merasakan kesehatannya menurun, kata Budi Karya, ia bersama sang istri menuju ke rumah sakit.
"Setelah itu, kesehatan saya menurun. Saya merasa sesak, daya tahan tubuhnya agak kurang itu. Maka sama istri saya ke rumah sakit bawa hasil lab."
"Datang ke rumah sakit kira-kira jam 7 lah gitu ya," ungkap Budi Karya Sumadi.
Rosi pun kemudian menanyakan kapan waktu tepatnya kejadian yang dialami oleh Budi Karya Sumadi.
Namun, Budi Karya Sumadi tak mengingat kapan pastinya ia merasakan daya tahan tubuhnya itu menurun.
"Itu tanggal berapa pak? 13 Maret atau 12 Maret?" tanya Rosi.
"Gatau aku tanggalnya lupa lah kalo itu," ujar Budi Karya.
Budi Karya Sumadi pun menceritakan hal yang ia ingat ketika dirinya dijenguk oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Baca: Menhub Budi Karya Sumadi Siap Donorkan Plasma Darah untuk Penelitian Vaksin Covid-19
Baca: Sembuh Dari Covid-19, Menhub Budi Karya Sumadi: Ini Suatu Mukjizat Bagi Saya
"Yang aku ingat, keluar dari RSPAD itu tanggal 31 Maret ya," ujar Budi Karya.
"Nah, di situ, saya masih segar, masih bisa ngomong, masih bisa makan. Pak Basuki (Menteri PUPR) telepon mau dateng."
"'Pak, aku itu engga sakit apa-apa. Gausah dateng' saya bilang gitu," cerita Budi Karya.
"Dia dateng ke rumah sakit. Dia peluk aku 'Mas kowe harus mari (mas kamu harus sembuh)' udah. Karena buru-buru, Pak Basuki 10 menit lah," ungkap Budi Karya menceritakan.
Setelah kedatangan Menteri PUPR, Budi Karya Sumadi menceritakan bagaimana ia dinyatakan oleh dokter terkena penyakit tifus.
"Sepuluh menit kemudian, dokter dateng. Dokter dateng di suatu rumah sakit itu, dokter dateng lihat lab gitu terus mengatakan 'Bapak ini tifus, bukan Covid, bukan MERS, dan bukan macem-macem, jadi tenang aja' gitu," ujar Budi.
"Lha saya tenang lah. Jadi istri saya di sana, anak saya ada di situ. Tapi karena keputusannya ingin ada percepatan, saya itu mesti dilokalisir, katanya gitu," kata Budi Karya.
Tak Sadarkan Diri 14 Hari
Jam 10 malam, kata Budi, ia masuk ke sebuah ruangan untuk tidur sendirian.
Setelah ia tidur di ruangan tersebut, Budi Karya Sumadi sudah tidak sadarkan diri.
"Nah maka jam 10 malam, saya masuk ke ruangan disuruh tidur sendiri. Pembantu saya sempet masuk itu."
"Nah, setelah itu saya sudah tidak sadar," kata Budi menceritakan.
"Oh cepat sekali dong waktunya ya pak ya?" tanya Rosi.
Budi Karya pun menceritakan dirinya sudah tidak sadar selama 14 hari dan dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
"Saya engga sadar, saya udah engga tahu proses apa-apa," kata Budi Karya menceritakan.
"Katanya saya setelah dua hari, dibawa ke RSPAD," lanjutnya.
Baca: Cerita Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Tertular Virus Corona
Baca: Budi Karya Sumadi: Saya Akan Mulai Eksis Jadi Menhub Pada 5 Mei 2020
Lebih lanjut, Budi Karya Sumadi pun menceritakan bagaimana ia meminta dokter untuk dipulangkan.
Diceritakan Budi, ia meminta dokter untuk dipulangkan karena masih banyak orang yang membutuhkan perawatan.
Sehingga, kata Budi Karya, ia pun akhirnya diperbolehkan dokter RSPAD Gatot Soebroto Jakarta untuk dipulangkan.
"14 hari tidak sadar, sadar pada tanggal berapa itu."
"Terus tanggal 30 saya minta sama Wakil Ketua RSPAD 'Pak Dokter, saya ini kan sudah sadar, disini kan banyak orang yang membutuhkan. Saya kan ada rumah dinas, kan bisa'," ujar Menteri Perhubungan.
Ia pun mengungkapkan terima kasih kepada tim dokter RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, karena memberikan kesempatan untuk di ventilator selama 14 hari.
Padahal, kata Budi, biasanya orang yang mendapatkan ventilator itu hanya berkisar 4 hingga 7 hari saja.
"Akhirnya dokternya berbaik hati."
"Tapi sebelum itu saya menyatakan saya terima kasih sama RSPAD."
"Luar biasa, memberikan kesempatan saya di ventilator 14 hari itu jarang orang. Biasanya itu 7 hari, 4 hari, 5 hari, kata dokter nih aku gatau," kata Budi Karya.
Mensesneg Disebut Sungkan
Setelah itu, Rosi pun menanyakan kepada Budi Karya ketika Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengumumkan Menhub terinfeksi Corona, apakah dirinya sudah tidak sadarkan diri.
"Waktu itu saya inget hari Sabtu, tanggal 14 Maret, perwakilan dari RSPAD dan Pak Pratikno (Mensesneg) yang mengumumkan bahwa Menteri Perhubungan terinfeksi Covid, waktu itu berarti bapak sudah dalam keadaan enggak sadar?" tanya Rosi.
Menanggapi pertanyaan Rosi, Budi Karya pun mengungkapkan bahwa dirinya hanya melihat dari rekaman ketika Pratikno mengumumkan dirinya terinfeksi virus corona.
"Enggak tahu, saya tahunya dari rekaman aja. Saya lihat dari rekaman anatara Pak Pratikno sama Pak Budi sungkan untuk ngomong," kata Budi.
"Setelahnya ya, pasca ya?" ujar Rosi.
"Setelahnya," ujar Budi.
Apresiasi Langkah Mensesneg Pratikno
Rosi pun lantas membenarkan perkataan Budi Karya ketika Pratikno dan tim dokter RSPAD Gatot Soebroto mengumumkan Menhub terinfeksi virus corona, terdapat gestur kesungkanan.
Ia pun menanyakan apa latar belakang Pratikno untuk mengumumkan jika Budi Karya Sumadi terinfeksi virus corona.
"Karena kemudian, Pak dokter dan Pak Pratik juga secara, betul ada kesungkanan, saat ada gestur kesungkanan pada saat mengumumkan."
"Dan betul-betul dan diwanti-wanti bahwa ada atas izin keluarga untuk mengumumkan ini. Apa latar belakangnya itu pak?" tanya Rosi.
Budi Karya Sumadi pun mengatakan, Mensesneg Pratikno merupakan sahabat keluarganya.
Terlebih, kata Budi, istrinya merupakan sosok yang tidak bisa tampil di depan publik dan merasa hal yang ditimpa suaminya adalah luar biasa.
"Istri saya memang enggak biasa tampil di publik, dan merasa ini suatu hal yang luar biasa."
"Pak Paratik adalah sahabat keluarga. Jadi oleh karenanya, istri saya telepon sama istrinya Pak Paratik, minta tolong disampaikan."
"Saya pikir itu satu yang bijak ya, Pak Pratik adalah satu pembantu Presiden yang utama, istrinya sahabat istri saya, saya pikir itu suatu yang tepat lah ya," ujar Budi Karya menjelaskan.
Lebih lanjut, Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa kejadian yang ia alami memang harus diumumkan.
Baginya, virus corona adalah bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Maka dari itu, Budi Karya Sumadi mengapresiasi langkah Pratikno untuk mengumumkan agar masyarakat tahu bahwa seorang pejabat saja pun bisa terkena virus corona.
"Saya mengapresiasi itu karena memang dinyatakan, harus diumumkan, harus open dan sebagainya," ujar Budi Karya.
"Ini kan bukan suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Nyatanya sekarang saya sembuh."
"Jadi, saya begitu berterima kasih kepada Pak Pratik, yang mengumumkan saat itu karena penting ada suatu keterbukaan bahwa pejabat pun bisa kena (Corona)," timpalnya.
Berikut Video Wawancaranya:
(Tribunnews.com/Whiesa)