3 Poin Penting yang Disampaikan Jokowi dalam Ratas, Tes PRC hingga Pengembangan Vaksin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar rapat terbatas (ratas) melalui video conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar rapat terbatas (ratas) melalui video conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (11/4/2020).
Setidaknya ada 3 poin penting yang disampaikan Jokowi dalam ratas tersebut, mulai soal tes Polymerase Chain Reaction (PCR) hingga pengembangan vaksin Covid-19.
Berikut uraian lengkap pengantar Jokowi dalam ratas hari ini.
Baca: Cara Jokowi Melepas Rindu Dengan Kedua Cucunya di Tengah Pandemi Virus Corona
Tes PCR
Jokowi mengaku belum puas dengan pengujian spesimen menggunakan metode PCR.
Jokowi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini Indonesia memiliki kemampuan melakukan pengujian melalui metode PCR untuk mendeteksi Covid-19 mencapai 4.000 hingga 5.000 per hari.
Dikutip dari channel YouTube KompasTV, Menurut matan Wali Kota Solo itu angka di atas belum memenuhi target yang ia berikan.
"Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yakni 10.000 spesimen per hari," katanya.
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menginformasikan, saat ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memiliki sebanyak 104 lab pengujian dalam jaringan lab Covid-19.
Ia menginginkan ke-104 lab tersebut difungsikan secara maksimal untuk mendeteksi Covid-19.
"Meskipun dari 104 lab tadi, 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 rujukan belum melakukan pemeriksaan," imbuhnya.
Untuk itu, Jokowi mengingatkan pentingnya untuk mengecek kembali kesiapan alat pengujian.
Utamanya reagen PCR, RNA maupun VTM.
"Saya minta segera di selesaikan dalam minggu ini," kata Jokowi.
Baca: Presiden Jokowi: Kita Tidak Mudik Karena Sayang Keluarga
Pulangnya Pekerja Imigran
Selain membahas alat penguji Covid-19, Jokowi juga mewanti-wati perihal kepulangan pekerja imigran asal Indonesia yang dalam waktu dekat akan kembali ke Tanah Air.
Berdasarkan data disebutkan dalam bulan Mei hingga Juni akan ada 34 ribu pekerja imigran Indonesia yang masa kontraknya berakhir.
Kemudian Jokowi merincikan angka di atas.
"Mereka berasal dari jatim ini 8.900 kurang lebih, dari Jateng 7.400, dari Jabar 5.800, dari NTB 4.200 dari Sumut, 2.800 dari Lampung 1.800, dan 500 orang dari Bali," urainya.
Oleh karena itu, Jokowi meminta gelombang kepulangan imigran ini betul-betul diantisipasi, dari awal memasuki pintu kedatangan hingga pergerakan ke daerahnya masing-masing.
"Saya melihat jalur udara ada 2 pintu masuk di Soekarno Hatta dan di Badara Ngurah Rai, kemudian jalur ABK kapal pesiar juga di Benoa Bali dan Tanjung Priok dan pekerja migran dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai."
"Sekali lagi, saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki."
"Dan juga di pastikan kesiapan tempat karantina, rumah sakit rujukan untuk para pekerja migran tersebut," kata Jokowi mengingatkan.
Baca: Jokowi Tak Puas dengan Pengujian Spesimen PCR 5.000 per Hari: Masih Jauh dari Target Saya
Inovasi yang sedang dikembangkan
Poin ketiga hal di sampaikan Jokowi berkaitan dengan inovasi yang dilakukan oleh Kemenristek dan BRIN.
Jokowi meminta inovasi seperti PCR test kit, PCR diagnostic test dan ventilator dapat diproduksi secara massal.
"Sehingga kita tidak bergantung dengan produk impor dari negara lain."
"Kita harapkan akhir Mei atau awal Juni bisa kita produksi," bebernya.
Jokowi juga menyinggung soal adanya kemajuan dalam pengujian plasma yang dalam waktu dekat akan dilakukan uji klinisnya di sejumlah rumah sakit.
Ia menyebut pengujian plasma penting untuk memperbaiki jaringan paru yang telah rusak.
"Kemajuan yang signifikan juga terjadi, pada penelitian pengembangan vaksin yang sesuai dengan negara kita," tandasnya.