Tambah 233, Kasus Corona Indonesia 11 Mei Capai 14.265 Orang, 2.881 Sembuh
Data yang dihimpun pemerintah hingga Senin (11/5/2020) menyebut ada tambahan 233 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia masih menunjukkan penambahan.
Data yang dihimpun pemerintah hingga Senin (11/5/2020) menyebut ada tambahan 233 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian, total sudah ada 14.265 kasus pasien positif.
Pasien sembuh bertambah 183 orang, sehingga total kasus sembuh berjumlah 2.881 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 18, sehingga total kasus kematian berjumlah 991 orang.
Demikian yang disampaikan juru bicara pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers siaran langsung di kanal BNPB, Senin (11/5/2020).
Baca: Sri Mulyani Jelaskan Skenario Hidup Normal Juni 2020 di Tengah Virus Corona
Sementara itu, rekor penambahan jumlah pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19 di Indonesia terjadi pada Sabtu (9/5/2020) lalu.
Ada tambahan 533 kasus positif dalam waktu 24 jam terakhir.
Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena mengatakan strategi pengendalian terhadap Covid-19 oleh pemerintah harus dievaluasi dengan secara serius.
"Penambahan pasien Covid-19 yang masih tinggi cerminan berbagai strategi pengendalian perlu dievaluasi dengan serius," ujar Melki, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (11/5/2020).
Baca: Dampak Corona, Wamenag Ungkap Mayoritas Pesantren Pulangkan Para Santri
"Dengan kata lain PSBB, social dan physical distancing, protokol kesehatan dalam berbagai sektor dan pola hidup bersih dan sehat belum dijalankan secara disiplin, baik oleh pemerintah maupun masyarakat," imbuhnya.
Rekor tersebut dinilai membuat puncak pandemi Covid-19 di Indonesia belum bisa dipastikan akan berakhir bulan Mei seperti pernyataan Presiden Joko Widodo.
Karenanya, Melki mengusulkan agar kebijakan Presiden Jokowi harus dijalankan dengan konsisten oleh kementerian lembaga, pemerintah pusat sampai daerah, dengan leading sektor ada di Kemenkes dan Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid-19.
Baca: Kejar Target 10 Ribu Tes Sehari, Gugus Tugas Perintahkan Lab Rekrut SDM Baru
"Pelaksanaan kebijakan pemerintah harus terkoordinasi dan integratif sehingga tidak ada ego sektoral. PSBB dan kebijakan lainnya harus dijalankan dengan ketat dan disiplin, serta jangan ragu berikan sanksi bagi yang melanggar," kata dia.
Politikus Golkar tersebut juga meminta pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat di setiap sektor dan tempat publik yang masih berjalan atau memiliki aktivitas.
Baca: Bursa Zipmex Sekarang Sediakan Aset Kripto dalam Rupiah Token
Masyarakat, kata Melki, juga harus terus menerus diedukasi untuk secara sadar menjalankan berbagai protokol kesehatan ketika mereka harus keluar rumah.
Selain itu, dia meminta para ahli kesehatan, sosial dan ekonomi perlu diberi akses untuk secara berkala bisa turut membantu analisa dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah. Dengan begitu kebijakan yang akan diambil akan tepat.
"Sinergi dan kerjasama erat dan disiplin oleh pemerintah, berbagai kelompok masyarakat dan warga bisa menekan angka penyebaran dan memutus mata rantai penularan Covid-19," jelasnya.
"Pengendalian Covid-19 harus melibatkan partisipasi dan kesadaran publik luas, sehingga mutlak diperlukan keteladanan pemimpin pusat sampai daerah dalam menjalankan semua kebijakan Presiden Jokowi melalui Kemenkes dan Gugus Tugas," tandas Melki.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Vincentius Jyestha Candraditya)