Pemerintah Tegaskan Tidak akan Impor Bawang Merah untuk Tekan Harga
Presiden mencurigai ada yang memainkan harga komoditas tersebut sehingga tinggi di pasaran.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kementerian terkait mencari penyebab tingginya harga bawang merah yang kini mencapai Rp 51 ribu.
Harga tersebut jauh dari harga acuan Rp 32 ribu.
Presiden mencurigai ada yang memainkan harga komoditas tersebut sehingga tinggi di pasaran.
Baca: Iuran BPJS Naik, Komunitas Pasien Cuci Darah Bakal Kembali Ajukan Uji Materi ke MA
Menanggapi hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak ada masalah stok atau ketersediaan bawang merah. Saat ini masih ada daerah yang hasil produksinya besar.
"Kita ketahui bawang merah di Jawa rata-rata Rp. 49 ribu-47 ribu dan 45 ribu, tetapi memang kalau kita lihat di Jayapura memang masih ada yang 64 ribu, di Banda Aceh 65 ribu, Sulawesi Utara Rp 53.750," kata Airlangga dalam video conference usai rapat terbatas, Rabu, (13/5/2020).
Baca: Disorot Presiden, Airlangga Jelaskan Penyebab Tingginya Harga Gula Pasir
Oleh karena itu menurut Airlangga, pemerintah tidak akan melakukan impor untuk menekan harga bawang merah. Namun, pemerintah akan mendorong kelancaran rantai pasokan.
"Jadi seperti Mentan sampaikan ini masalah distribusi yang akan perlu didorong," pungkasnya.
Baca: Presiden Jokowi Curiga Ada yang Mainkan Harga Bawang Merah dan Gula Pasir
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tingginya harga bawang merah yang melebih harga acuan.
Bawang Merah harganya saat ini masih Rp 51.000 padahal harga acuan tertinggi Rp 32.000.
Presiden meminta Menteri terkait untuk mencari tahu penyebab tingginya harga komoditas tersebut. Apakah karena masalah distribusi atau kurangnya stok.
"Atau ada yang sengaja mempermainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar, saya minta betul-betul dicek di lapangan, dikontrol sehingga harga bisa terkendali dan masyarakat bisa menaikkan daya belinya," katanya.