Lagi-lagi karena Presiden Brasil, Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich Mengundurkan Diri
Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri pada hari Jumat (15/5/2020) di tengah perjuangan negara melawan Covid-19.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri pada hari Jumat (15/5/2020) di tengah perjuangan negara melawan Covid-19.
Artinya, pekerjaan yang ia jalani sebagai menteri kesehatan selama beberapa pekan ini otomatis berhenti.
Pada 16 April 2020 lalu, Menteri Kesehatan Brasil sebelumnya, Luiz Henrique Mandetta, juga dipecat oleh Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
Lalu apa permasalahannya?
Dikutip dari Aljazeera, Teich mengundurkan diri kala belum seumur jagung berdinas sebagai Menteri Kesehatan Brasil.
Kabarnya, Nelson Teich tidak sependapat dengan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro mengenai tanggapan coronavirus di negara itu.
Baca: Beda Penanganan Corona di Amerika Latin, Argentina Berhasil Tekan Infeksi Dibanding Brasil
Hilangnya menteri kesehatan keduanya dalam waktu kurang dari sebulan memicu kecaman terhadap presiden sayap kanan dari para politisi dan menyerukan pemakzulannya.
Di Rio de Janeiro dan Sao Paulo, warga Brasil menggedor panci dan wajan dari jendela mereka sebagai protes terhadap pemerintahan.
Anggota militer kabinet Brasil mendesak wakil menteri kesehatan Eduardo Pazuello, seorang jenderal angkatan darat yang bertugas aktif, untuk menjadi menteri kesehatan yang baru.
Mereka menjadikannya sebagai pengganti sementara Menteri Kesehatan Brasil.
Demikian berdasar sumber pemerintah kepada kantor berita Reuters.
Teich berjuang untuk mencapai konsensus dengan pemerintah negara bagian mengenai pedoman untuk membuka kembali ekonomi mereka, seperti yang dituntut Bolsonaro.
Dia menyatakan terkejut bahwa belakangan ini Presiden Brasil mengizinkan pusat kebugaran, salon kecantikan dan penata rambut buka kembali di tengah pandemi Covid-19.
Masalah bagi Teich dimungkinkan berasal dari desakan Bolsonaro agar hydroxychloroquine digunakan lebih luas sebagai pengobatan untuk virus corona.
Sementara hal itu ditentang menteri karena kurangnya bukti ilmiah.
Teich mengundurkan diri sehari setelah Brasil melaporkan rekor jumlah kasus virus corona baru.
Pekan ini, Brasil melewati Jerman dan Perancis dalam kasus-kasus coronavirus, dengan lebih dari 200.000 diagnosis dikonfirmasi pada hari Kamis, ketika kementerian kesehatan melaporkan 844 kematian baru, menjadikan angka kematian menjadi 13.933.
Baca: 10.000 Warganya Meninggal Terinfeksi Corona, Presiden Brasil Ikut Pesta Barbekyu dan Main Jet Ski
Desakan Presiden Dimakzulkan
Masih dari Aljazeera, oposisi dan politisi sekutu mengkritik sikap keras Bolsonaro.
Anggota parlemen Marcelo Ramos dari Partai Liberal yang berhaluan tengah mengatakan bahwa presiden hanya akan menerima seorang menteri tanpa memperhatikan kebijakan kesehatan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan.
Pemimpin oposisi Kongres Alessandro Molon memperingatkan bahwa Brasil sedang menuju bencana kesehatan masyarakat dan mengatakan presiden harus dimakzulkan.
"Bolsonaro tidak menginginkan menteri teknis; dia menginginkan seseorang yang setuju dengan kegilaan ideologisnya, seperti mengakhiri jarak sosial dan menggunakan kloroquin," ujarMolon, seorang anggota parlemen dari Partai Sosialis Brasil, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Penanganan virus corona oleh Bolsonaro telah banyak dikritik secara global karena ia telah mengesampingkat bahaya penyakit ini dan mengatakan kepada orang-orang Brasil untuk mengabaikan pembatasan karantina.
"Mari kita berdoa," kata mantan menteri Mandetta di Twitter setelah pengunduran diri Teich.
Kasus Mandetta, Menteri Sebelumnya yang Dipecat
Pada April lalu berita mengejutkan saat Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, memecat Menteri Kesehatan, Luiz Henrique Mandetta.
Pemecatan dilakukan setelah pertikaian mereka terjadi selama berminggu-minggu mengenai langkah penanganan virus corona di Brasil.
"Saya baru saja mendengar pemberitahuan dari Presiden Jair Bolsonaro tentang pemecatan saya sebagai Menteri Kesehatan," cuit Mandetta pada akun Twitter-nya, Kamis (17/4/2020).
Dalam cuitannya, Mandetta mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan timnya di kementerian.
Dia juga mendoakan yang terbaik untuk pengganti dirinya.
Baca: Gubernur Rio De Jainero dan Satu Pejabat Negara Bagian Brasil Lainnya Positif Covid-19
Posisi Mandetta akan digantikan oleh Nelson Teich, seorang ahli kanker yang mendukung presiden Bolsonaro.
Dilansir CNN, Mandetta adalah salah satu tokoh yang menyarankan penerapan social distancing di Brasil.
Mantan menkes itu mendukung keputusan para gubernur untuk menutup sekolah, tempat hiburan, dan pertokoan.
Namun, pendekatannya tersebut membuatnya berselisih dengan Bolsonaro.
Presiden yang sempat meremehkan Covid-19 dengan menyebutnya 'flu kecil' itu menganggap, social distancing dan isolasi justru memperburuk ekonomi negara.
Perselisihan Mandetta dan Bolsonaro tak hanya terkait itu saja.
Mandetta juga ragu dengan ujaran presiden bahwa obat malaria adalah solusi untuk wabah corona.
Mandetta memperingatkan, tidak ada bukti bahwa obat malaria efektif dalam mengobati gejala Covid-19.
Setelah pemecatan yang dilakukan terhadap Mandetta, Bolsonaro menggelar konferensi pers.
Dia menyebut, pemecatan itu konsensual dan bagian dari transisi.
Bolsonaro memuji pekerjaan yang Mandetta lakukan selama ini.
Namun, ia bersikeras bahwa ekonomi dan kesehatan harus diperlakukan seimbang di tengah wabah ini.
"Anda tidak bisa menjalankan satu hal dan mengabaikan yang lain," kata Bolsonaro.
Bolsonaro juga mengungkap, dirinya telah membahas rencana selanjutnya dengan pengganti Mandetta, Teich.
Teich pun memberikan komentarnya mengenai rencana ke depan sebagai menteri kesehatan baru dalam menangani wabah.
Dia mengungkap, tidak akan ada keputusan mendadak yang diberikan.
Pekerjaan dan kesehatan merupakan prioritas yang bagi dirinya saling melengkapi.
"Tidak akan ada keputusan mendadak mengenai isolasi sosial," ujar Teich.
Baca: Presiden Brasil Desak Warga Kembali Bekerja, Bolsonaro Nilai Karantina Rusak Perekonomian
Sebelumnya, Time melaporkan, dalam sebuah wawancara televisi awal April lalu, Bolsonaro mengatakan, Mandetta gagal dalam menunjukkan kerendahan hatinya.
Beberapa hari kemudian, pada 5 April 2020, kepada para pendukungnya, Bolsonaro mengatakan akan bertindak melawan pejabat di pemerintahannya yang dianggap mengutamakan diri sendiri.
"Orang-orang memiliki lebih banyak informasi tentang setiap tindakan. Kami akan membuat keputusan berdasarkan informasi yang solid. Semuanya akan didasarkan pada sains," tambahnya.
Pertentangan antara Bolsonaro dan para pejabat setempat
Pemerintah nasional dan lokal di Brasil telah mengeluarkan anjuran beragam dalam menghadapi pandemi.
Presiden Bolsonaro sendiri mendorong adanya pembatasan yang ketat dalam negara.
Namun, pemerintah negara bagian dan lokal selangkah lebih intens.
Beberapa daerah yang paling terdampak Corona telah memerintahkan social distancing dalam masyarakat.
Petugas pemadam kebakaran dan polisi setempat melakukan patroli di jalanan, mendesak warga untuk tinggal di rumah.
Bolsonaro justru melakukan hal sebaliknya.
Dia tampak melanggar pedoman yang dikeluarkan oleh para ahli kesehatannya sendiri.
Presiden berjalan-jalan ke toko roti dan menyapa para pendukung dengan jabat tangan dan pelukan.
Kini, 30.891 orang di Brasil positif terinfeksi Corona, per Jumat (17/4/2020).
1.952 orang tewas akibat virus tersebut.
14.026 di antaranya telah sembuh.
Sementara itu, 14.913 orang masih menjalani perawatan.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Citra Agusta Putri Anastasia)