Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waspadai Potensi Masalah Sosial-Ekonomi Akibat PSBB

para kepala daerah sebagai pelaksana dan penanggungjawab PSBB juga perlu mencermati indikator ekonomi, khususnya aspek ketenagakerjaan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Waspadai Potensi Masalah Sosial-Ekonomi Akibat PSBB
WARTAKOTA/Nur Ichsan
PEDULI JURNALIS - Ketua MPR, Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad, secara simbolis menyerahkan bantuan paket sembako kepada insan jurnalis yang terdampak wabah Covid-19, yang diterima langsung oleh Ketua Gerakan Peduli Jurnalis, Andy Arief, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (16/5/2020)..Bantuan yang diberikan berupa seratus paket sembako, dua ratus dus mie instan, dua ratus ayam potong beku, satu dus vitamin dan dua dus hand sanitizer. Menurut Bamsoet, wartawan menjadi salah satu kalangan yang perlu mendapatkan perhatian karena mereka rentan terpapar wabah Covid-19 bahkan ada yang gajinya dipotong oleh perusahaan tempatnya bekerja karena terdampak Covid.19. (Wartakota/Nur Ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan upaya cegah-tangkal penularan Covid-19 dengan pendekatan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) masih perlu dilanjutkan.

Namun, para kepala daerah sebagai pelaksana dan penanggungjawab PSBB juga perlu mencermati indikator ekonomi, khususnya aspek ketenagakerjaan.

Baca: Sandiaga Uno Ungkap Pilih Ngalah hingga Anies yang Jadi Calon Gubernur: Sempat Yakinkan Prabowo

"Sudah jutaan pekerja yang dirumahkan maupun menerima pemutusan hubungan kerja (PHK). Perlu diingatkan ketika jumlah pengangguran terus bertambah, yang muncul kemudian adalah potensi masalah sosial. Kecenderungan inilah yang perlu diwaspadai semua kepala daerah," ujar Bamsoet di Jakarta, Senin (18/5/2020).

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mengatakan pemerintah maupun KADIN Indonesia sudah menerima laporan tentang jumlah pekerja yang dirumahkan maupun di-PHK.

Dari laporan semua asosiasi pengusaha, Kadin mencatat sudah enam juta pekerja yang dirumahkan atau di-PHK.

Baca: Mengaku Jadi Pegawai PLN, Pembully Bocah Penjual Gorengan Didoakan Senasib dengan Ferdian Paleka

"Jumlah itu mencakup pekerja dari berbagai sektor industri dan jasa. Antara lain pekerja transportasi darat, perhotelan, restoran, tekstil, alas kaki dan sepatu serta ritel. Industri otomotif tertekan karena volume penjualan anjlok, sementara industri farmasi mengalami tekanan akibat mahalnya harga bahan baku," ucap Bamsoet.

Bamsoet menambahkan jutaan pekerja yang dirumahkan dan di-PHK tersebar di berbagai daerah yang menerapkan PSBB.

Baca: Terdampak Covid-19, Pemerintah agar Perhatikan Pembelajaran di Pesantren

Berita Rekomendasi

Semakin lama PSBB diberlakukan, masalahnya akan semakin pelik.

"Penerapan PSBB memang diperlukan untuk cegah-tangkal penularan Covid-19. Tetapi, PSBB yang berkepanjangan berpotensi menghadirkan masalah sosial karena gelembung angka pengangguran," katanya.

Oleh karena itu, Bamsoet mendorong semua kepala daerah memastikan PSBB berhasil mengurangi atau menurunkan angka penularan Covid-19.

Menurunnya jumlah penularan Covid-19 memungkinkan daerah bersangkutan melakukan pelonggaran PSBB sebagai modal utama bagi masyarakat memulai lagi semua kegiatan produktif.

"Semua kepala daerah harus bekerja lebih keras menurunkan angka penularan Covid-19 dengan periode PSBB yang tidak terlalu lama. Apalagi, pembatasan sosial yang berkepanjangan juga mulai membuat semua orang tidak nyaman, mulai dari orangtua, mahasiswa dan pelajar hingga anak-anak," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas