BPS: 72 Persen Responden Jalankan Imbauan Berada di Rumah Selama Pandemi Covid-19
Pada situasi seperti ini, Endang mengatakan setiap negara dituntut harus membuat kebijakan yang tepat sasaran
Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei demografi terkait dampak Covid-19.
BPS melaksanakan survei ini pada 13 hingga 20 April 2020 yang dilakukan secara daring, yakni responden dapat mengisi kuisioner yang diunduh melalui laman tersebut.
Adapun hasilnya adalah di atas 70 persen responden menjalankan kebijakan terkait protokol kesehatan.
"Sebanyak 72 persen responden telah menjalankan imbauan untuk tetap berada di rumah," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS Endang Retno Sri Subiyandani dalam siaran BNPB, Selasa (19/5/2020).
Warga menilai hal ini penting karena merupakan salah satu kegiatan yang dapat memutus penyebaran Covid-19 adalah dengan tetap di rumah, bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, dan beribadah dari rumah.
Endang mengatakan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.
Baca: BPS Sebut 44,83 Juta Orang Telah Ikut Sensus Penduduk Online 2020 Per 19 Mei
Baca: BREAKING NEWS: Tasikmalaya dan Pangandaran Diguncang Gempa, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Baca: Pandemi Covid-19, Judika Andalkan Tabungan untuk Bertahan
"Kita dapat lihat pada bahan tayang bahwa 83 persen mengaku selalu menggunakan masker pada saat keluar rumah, 80 persen responden mengaku sering mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun," lanjutnya.
Lalu sebanyak 63 persen responden mengaku selalu menjaga jaram minimal dengan orang terdekat.
"Hal ini baik dan positif, namun harus tetap dieprtahankan dan ditingkatkan karena pemutusan penyebaran Covi-19 butuh kedisiplinan yang tinggi dan kesadaran masing-masing," ujar Endang
Pada situasi seperti ini, Endang mengatakan setiap negara dituntut harus membuat kebijakan yang tepat sasaran.
"Untuk dapat menghasilkan kebijakan yang tepat dibutuhkan data yang akurat, tanpa data tidak akan ada informasi, tanpa informasi tidak akan dapat dibuat kebijakan yang tepat. Dan untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan partusipasi yang sangat baik dari masyarakat," pungkasnya.