Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi IX Sebut Tagar 'Indonesia Terserah' Ada karena Kebijakan Pemerintah Plin-plan soal PSBB

Jadi masyarakat bingung, yang benar yang mana, karena plin-plannya pemerintah soal aturan PSBB

Penulis: Reza Deni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Komisi IX Sebut Tagar 'Indonesia Terserah' Ada karena Kebijakan Pemerintah Plin-plan soal PSBB
ist
Suasana antrean penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Kamis 14 Mei 2020. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi soal video dan tagar 'Indonesia Terserah' yang menyindir aktivitas masyarakat nekat berkerumun di sejumlah tempat yang kemudian menjadi viral.

Menurutnya, lahirnya tagar ini karena kebijakan pemerintah terkait PSBB plin-plan.

"Kenapa saya bilang plin-plan? Dulu waktu PSBB, aturannya  layanan bandara Soekarno Hatta ditutup, bus keluar-masuk Jakarta tidak boleh, dan  orang bekerja di luar dibatasi. 

Tapi sekarang justru oleh pemerintah dibolehkan meski ada persyaratan. Jadi masyarakat bingung, yang benar yang mana, karena plin-plannya pemerintah soal aturan PSBB" kata Netty dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (20/3/2020)

Legislator PKS itu mengetahui banyak masyarakat yang berkerumun di berbagai tempat di antaranya MCD Sarinah, terminal, bandara Soekarno Hatta dan tempat publik lainnya.

Hal ini dinilai karena kebijakan pemerintah yang membolehkan masyarakat melakukan perjalanan keluar kota dengan beberapa syarat.

Berita Rekomendasi

"Namun, syarat-syarat seperti surat untuk melakukan pekerjaan dan menjenguk keluarga yang sakit keras itu mudah dimanipulasi, ini terbukti dengan mengularnya antrean penumpang di bandara Soekarno Hatta.

Lihat aja, orang-orang bisa bersamaan waktu begitu kalau memang untuk keperluan kerja?" tambahnya.

Sikap tidak tegas pemerintah pusat, dikatakan Netty, juga mulai diikuti pemerintah daerah. Kota Bekasi misalnya, yang mulai merancang wilayah zona hijau dimana mesjid dibolehkan menyelenggarakan salat Idul Fitri

"Kebijakan ini tentu tidak mampu melarang masyarakat dari zona merah untuk berbondong-bondong mendatangi mesjid di zona hijau," kata Netty.

"Masyarakat memang sudah rindu dengan masjkd. Nah, dengan banyaknya warga yang berkerumun, dan pergi ke keluar kota, kita sekarang justru mundur sepuluh langkah ke belakang, alih-alih maju untuk menangani Covid-19," sesal Netty.

Pemerintah, dikatakan Netty, harus menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini, mengingat kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi.

"Jika ini tidak segera diatasi maka tidak menutup kemungkinan ada gelombang-gelombang serangan Covid-19 lainnya yang akan kita hadapi," katanya.

Dirinya merasa jika tak ada langkah lanjut, tagar "Indonesia Terserah" ini juga menjadi sikap para tenaga kesehatan. Netty mempertanyakan apa yang terjadi jika mereka tidak lagi mau menangani pasien akibat kecewa karena anjuran diam di rumah tidak mendapat dukungan kebijakan yang kuat.

"Mereka sudah berjibaku berada di garis depan dengan mengorbankan diri mereka, tapi pemerintah plin plan, akhirnya masyarakat pun bersikap tidak peduli. Tentu wajar kalau mereka juga menyerah, " pungkasnya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas