Vaksin Covid-19 Universitas Oxford 50 Persen Berpotensi Gagal
Tim pengembang vaksin di Universitas Oxford mengatakan penurunan tingkat infeksi akan membuat vaksin semakin sulit dibuktikan keberhasilannya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Tapi saat ini, ada peluang 50 persen bahwa kita tidak mendapatkan hasil sama sekali."
"Kami berada dalam posisi yang aneh ingin Covid tetap ada, setidaknya untuk sementara waktu. Tetapi kasus ternyata menurun," jelas Hill.
Baca: Merasa Tak Pernah Ditaksir Pria Selama Kuliah di Oxford, Maudy Ayunda: Mungkin karena Aku Cungkring
Baca: Wabah Covid-19 Disebut Melandai, Ahli Biostatistik Oxford Ungkap Kurva Epidemi Tak Sesuai Standar
Pada konferensi pers Downing Street pada 17 Mei silam, Sekretaris Bisnis Inggris, Alok Sharma menyarankan setengah dari populasi Inggris diberikan suntikan vaksin musim gugur ini, jika terbukti efektif.
Tetapi Prof Hill mengatakan kesuksesan masih belum terjamin dan memperingatkan bila ini tidak terlalu menjanjikan.
"Jumlahnya terus naik. Tiga puluh juta dosis cukup sulit, dan seratus juta masih lebih sulit pada bulan September."
"Ingat, bahkan jika kita mendapatkan hasil pada bulan Agustus, kita tidak dapat mulai memvaksinasi semua orang pada hari berikutnya," ungkap Hill.
"Ada bahaya terlalu menjanjikan di sini. Ini adalah cara saya biasanya mengatakannya: ini adalah ambisi kami. Ada beberapa risiko. Itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Kami tidak tahu apakah kami bisa melakukannya. Kami pikir kami bisa."
"Kau tahu, kesalahan terjadi. Kecelakaan juga terjadi saat memasak. Itu perlu dipahami," jelasnya.
Baca: Jokowi: Kita Harus Mampu Menghasilkan Vaksin Sendiri
Baca: Ini Dua Vaksin Covid-19 yang Dalam Uji Coba Aman untuk Manusia
Awal bulan depan, Universitas Oxford akan merilis hasil dari percobaan pertama yang melibatkan lebih dari 1.000 sukarelawan Inggris pada April lalu, ketika Covid-19 berada pada puncaknya.
Di seluruh dunia, delapan vaksin Covid-19 yang potensial telah diuji coba pada manusia antara lain empat di China, dua di AS, dan satu di Jerman.
Banyak dari tim tersebut, termasuk Oxford, berencana memindahkan uji coba berikutnya ke hotspot Covid-19 di luar negeri, tetapi itu akan memakan waktu.
Tim Oxford telah mengatur uji coba lebih lanjut di AS dan sedang berunding dengan negara-negara lain di mana virus ini masih menyebar.
"Apa yang akan Anda lakukan jika Anda berada di China? Ada tiga perusahaan China yang mencari fase tiga dan tidak ada Covid di China. Jadi apa yang mereka lakukan?" tanya profesor Hill.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)