Syarat New Normal Diterapkan di Sebuah Daerah, Harus Penuhi 3 Indikator
Untuk menerapkan new normal, sebuah daerah harus memenuhi tiga indikator. Apa saja ketiga indikator itu?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: bunga pradipta p
- Ketersediaan ruang isolasi/tempat tidur untuk setiap kasus baru di RS.
- Jumlah APD terpenuhi untuk tenaga kesehatan di RS.
- Ketersediaan/kecukupan ventilator di RS untuk menangani kasus Covid-19 berat (asumsi 1% kasus positif).
Kondisi Tidak akan Bisa Kembali Normal
Terkait pandemi Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh dunia, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan kondisi tidak akan bisa kembali normal seperti dulu.
Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di kanal YouTube BNPB pada Minggu (24/5/2020) sore.
Dalam konferensi pers tersebut, Yuri mengingatkan masyarakat tidak boleh bersikap ataupun berpikir normal seperti kondisi sebelum pandemi corona menyerang.
Ia pun menegaskan, situasi saat ini di seluruh dunia, tidak akan bisa kembali normal seperti dulu.
Baca: Panduan New Normal di Tempat Kerja: Wajib Pakai Masker, Jaga Jarak 1 M hingga Gunakan Helm Pribadi
Baca: Apa itu New Normal? Berikut Panduan Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja
"Situasi yang kita hadapi saat ini, masih belum normal."
"Oleh karena itu, kita pun juga tidak boleh berpikir dan berperilaku seperti keadaan yang sebelum terjadinya pandemi Covid-19 ini," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Minggu.
"Bahkan seluruh dunia pun juga sudah mengakui, bahwa kita di seluruh dunia ini tidak akan bisa kembali pada kondisi normal seperti zaman dulu lagi, sebelum pandemi Covid-19," tegas dia.
Karena itu, Yuri mengatakan ini saatnya warga harus mengubah kebiasaan saat ini menuju kebiasaan baru.
Ia juga menyebutkan, karena kondisi pandemi kini, semua harus hidup normal dengan cara baru.
"Kita harus membuat paradigma baru, kita harus merubah kebiasaan-kebiasaan kita menuju ke kebiasaan yang baru."
"Kita harus hidup normal dengan cara yang baru," tuturnya.
Hingga saat ini, kata Yuri, para ahli di seluruh dunia masih bekerja keras memahami virus corona.