14 Pedagangnya Dinyatakan Positif Covid-19, Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tutup Selama 3 Hari
Kasus positif virus corona kembali ditemukan di pasar yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus positif virus corona kembali ditemukan di pasar yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Sebelumnya kasus positif Covid-19 ditemukan di Pasar Gondangdia hingga berujung penutupan sementara pasar tersebut.
Kini giliran Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang ditutup karena ditemukan pedagangnya yang postif Covid-19.
Pasar Kebayoran Lama ditutup selama tiga hari dimulai sejak hari ini, Kamis (18/6/2020) hingga Sabtu (20/6/2020).
Baca: Turis Asing di Kamboja Harus Bayar Uang Deposit Rp 42,5 Juta
Penutupan menyusul hasil tes swab yang keluar pada hari Rabu (17/6/2020) kemarin, menunjukkan ada 14 pedagang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal ini dikonfirmasi Wakil Camat Kebayoran Lama Sidik Rayanta.
Ia menjelaskan, jumlah pedagang yang dilakukan tes swab sebanyak 59 orang, hasilnya 14 positif Covid-19 dan 45 lainnya dinyatakan negatif corona.
Baca: Ramalan Zodiak Besok, Jumat 19 Juni 2020: Taurus Penampilan Baru, Scorpio Kesabaran Berbuah Manis
"Jumlah yang di swab 59 orang, positif 14, dan jumlah negatif 45 orang," kata Sidik saat dikonfirmasi, Kamis (18/6/2020).
"Tindak Lanjut, kios-kios PD Pasar KBL (Kebayoran Lama) akan ditutup oleh Manajemen PD Pasar selama tiga hari," kata dia.
Penutupan area pasar dilakukan dalam rangka sterilisasi dan penyemprotan disinfektan untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19.
Penyemprotan dilakukan oleh PMI Jakarta Selatan di 9 lokasi pasar di wilayah Kebayoran Lama.
"Kamis 9 lokasi Pasar di wilalayah Kebayoran Lama akan di spraying oleh PMI Jakarta Selatan," katanya.
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional
"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.
"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.
Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan
Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.
"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.