Tak Bermanfaat Bagi Pasien Corona, AS Hentikan Obat Malaria Untuk Covid-19
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) memutuskan menghentikan sebuah uji klinis
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Hendra Gunawan
*Trump Minta Kurangi Tes Virus Corona
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) memutuskan menghentikan sebuah uji klinis untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran obat malaria, hidroksiklorokuin, bagi pengobatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Riset menemukan hidroksiklorokuin, yang kerap digembar-gemborkan oleh Presiden Donald Trump sebagai potensi pengobatan, tidak memberikan manfaat apapun bagi pasien, meski tidak membahayakan.
Pernyataan itu disampaikan NIH pada Sabtu (20/6) waktu setempat.
Sebelumnya, pada pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengujian hidroksiklorokuin dalam uji coba besar multinegara untuk pengobatan pasien Covid-19 sudah dihentikan setelah data dan riset baru menunjukkan tidak ada kegunaan dari obat tersebut.
Baca: Donald Trump Digoyang Mantan Penasihatnya, Menlu AS Sebut John Bolton Pengkhianat Berbahaya
Baca: Penjelasan Facebook Kenapa Hapus Puluhan Iklan Kampanye Donald Trump
Baca: Facebook Hapus iklan Kampanye Trump yang Gunakan Simbol Kamp Konsentrasi Nazi
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Senin (15/6), mencabut izin penggunaan darurat hidroksiklorokuin untuk pengobatan Covid-19. Trump sebelumnya mempromosikan obat tersebut sebagai pengobatan potensial.
Pada Maret, ia mengatakan obat tersebut bisa menjadi sebuah perubahan besar dalam sejarah medis, ketika penggunaannya digabungkan dengan antibiotik azithromycin.
Trump pada Juni secara mengejutkan mengumumkan dirinya mengonsumsi hidroksiklorokuin sebagai langkah pencegahan setelah dua ajudan Gedung Putih terbukti positif corona.
Terkait dengan penyebaran Covid-19 yang begitu massif di AS, Donald Trump justru mengeluarkan pernyataan mengejutkan ketika melakukan kampanye di Tulsa, Oklahoma, Sabtu malam.
Ia telah memerintahkan stafnya untuk mengurangi pengujian virus corona terhadap warga AS.
"Anda tahu pengujian (rapid test dam swab test) adalah pedang bermata dua," kata Trump sambil mengeluh liputan pers tentang penanganan Covid-19 di AS.
Trump menyebut pemerintah AS telah menguji sekira 25 juta warga AS.
"Inilah bagian yang buruk ... ketika Anda melakukan pengujian sejauh itu, Anda akan menemukan lebih banyak orang. Anda akan menemukan lebih banyak kasus. Jadi saya bilang kepada para staf, tolong perlambat pengujiannya," kata Trump.
Sindir China
Selama masa pandemik, setidaknya hamper 120.000 orang di AS telah meninggal dunia. Para ahli medis telah lama mengatakan pengujian sangat penting untuk mengidentifikasi kasus, melacak mereka, dan menghentikan penyebaran virus.
Seorang pejabat pemerintah Trump kepada CNN mengatakan Presiden hanya bercanda soal permintaan mengurangi pengujian Covid-19.
Dalam kesempatan itu Trump kembali menyindir China sebagai biang
keladi penyebaran Covid-19.
"Saya bisa memberi nama (virus corona) sebagai Kung Flu. Saya bisa menyebutkan 19 versi berbeda dari mereka,"
Menanggapi pidato itu, kubu Joe Biden dari Partai Demokrat, Cedric Richmond, mengatakan Trump untuk ke sekian kali hanya fokus pada dirinya sendiri, bukan pada keprihatinan negara.
"Trump setiap hari mengoceh telah melakukan hal terbaik. Orang-orang objektif yang menonton pidato itu melihat seorang lelaki yang marah-marah,” kata Richmond.
Dia mencerca liputan pers tentang Covid-19. Trump mengklaim telah menyelamatkan banyak nyawa dan wartawan belum memberinya kredit.
Dalam konteks itulah dia mengatakan dia telah mendesak para stafnya untuk mengurangi pengujian. (cnn/feb)