Dibatasi Hanya 50 Persen, Begini Pengelola Mal Hitung Jumlah Pengunjung
Ellen Hidayat menegaskan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan pada masa PSBB transisi saat ini.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat menegaskan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan pada masa PSBB transisi saat ini.
Pada masa PSBB transisi, Ellen Hidayat menjelaskan pusat perbelanjaan atau mal di wilayah DKI Jakarta telah membatasi kuota pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas normal.
Perhitungan pengunjung mal dilakukan dengan menggunakan alat hitung atau people counting.
“Jadi ini untuk fase dua, disebut fase dua PSBB transisi itu hanya 50 persen pengunjung yang diizinkan untuk masuk,“ ucap Ellen saat berdialog Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Baca: Pecahkan Rekor, Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 Hari Ini Sentuh Angka 884 Orang
“Setiap pusat belanja itu mempunyai alat hitung. Alat hitung itu disebut people counting,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ellen menegaskan mal di DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan dengan memanfaatkan tanda-tanda khusus bagi pengunjung.
“Sesudah masuk (mal), kemudian ikutilah tanda-tanda. Jadi di pusat belanja itu banyak dibuat tanda-tanda, sehingga dari tanda arah diusahakan tidak terjadi pertemuan satu arah,” kata Ellen.
“Sejak Juni ini semua mal sudah melakukan protokol kesehatan,” tambahnya.
Baca: Bertambah 1.240, Kini Total Positif Covid-19 di Indonesia Berjumlah 51.427 Kasus
Salah satu penerapan protokol kesehatan di mal tercermin pada penyesuaian penggunaan fasilitas umum, musala, yang harus ditaati para pengunjung.
“Untuk mushola, ini mushola penting sekali, mushola juga sudah diatur sedemikian ada jaraknya, tidak boleh berkarpet, kemudian juga membawa peralatan sendiri, dan lain sebagainya,” ujar Ellen.
Ellen pun menegaskan bahwa di dalam mal terdapat tim Gugus Kendali Covid.
Baca: Jawaban Khofifah Saat Diminta Presiden Jokowi Turunkan Angka Covid-19 di Jatim: Tugas Ini Berat
Tim tersebut terus mengawasi jalannya penerapan protokol kesehatan setiap jam agar pengunjung tetap disiplin dan terhindar dari potensi penularan saat berada di dalam mal.
“Jadi Gugus Kendali Covid ini terdiri dari sekuriti dan juga manajemen. Setiap jam mereka beredar dengan menggunakan face shield. Sebenarnya, semua saat masuk sudah wajib menggunakan masker. Tapi ada juga, ini masih transisi, ada yang merasa tidak nyaman ataupun diturunkan, memakai masker tidak sempurna. Nah, ini perlu ditegur,” jelas Ellen.
Pengelola Pastikan Mal Tak Berjamur
Menanggapi informasi yang beredar di tengah masyarakat mengenai kondisi mal berjamur, Ellen menegaskan bahwa informasi tersebut bukan terjadi di Indonesia.
“Untuk diketahui, itu (informasi mal berjamur) tidak terjadi di Indonesia, itu terjadi di negara tetangga kita, sudah kita lakukan pengecekan. Nah untuk diketahui, selama tutup pusat belanja selama tiga bulan, sebenarnya semua pusat belanja itu mengijinkan tenant-nya (penyewa) untuk datang melakukan bersih-bersih, jadi rutin dilakukan bersih-bersih,” ucap Ellen menanggapi informasi tersebut.
Lebih lanjut, Ellen menjawab keresahan masyarakat mengenai kondisi makanan dan peralatan yang digunakan di tenant makanan.
Baca: BREAKING NEWS Jawa Timur Jadi Wilayah dengan Kasus Corona Tertinggi di Indonesia Lampaui Jakarta
“Pada saat tutup, kami tidak mengijinkan adanya bahan baku makanan yang tertinggal karena itu nanti akan mengeluarkan bau dan lain sebagainya. Jadi, semua itu sudah dikembalikan ke tempatnya. Mereka mudah melakukan pembersihan kemudian membawa produk-produk baru,” tutur Ellen.
“Semua resto sudah meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan juga higienitasnya. Mereka kadang-kadang menggunakan buku menu sudah tidak dipegang, tidak disentuh. Jadi menggunakan aplikasi dan juga menggunakan QR code,” imbuh Ellen.
Ellen menutup dialog dengan menegaskan bahwa tidak ada batasan umur pengunjung mall dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam berkunjung.
“Jadi untuk DKI Jakarta, tidak ada batasan umur baik yang berusia atau yang 5 tahun ke bawah tidak boleh ke mal itu tidak ada. Jadi semua boleh ke mal karena kami yakin bahwa semua keluarga tahu cara untuk merawat kesehatan dan juga keamanan masing-masing, di samping pusat belanja selalu menyediakan juga protokol kesehatannya,” katanya.