Jokowi Ancam Reshuffle, Fadli Zon Sarankan Dua Kementerian Ini Jadi Prioritas
ada dua kementerian yang seharusnya dievaluasi karena kinerjanya yang tidak baik dalam menangani pandemi Covid-19.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyoroti ancaman reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, ada dua kementerian yang seharusnya dievaluasi karena kinerjanya yang tidak baik dalam menangani pandemi Covid-19.
"Yang sekarang ini merupakan prioritas harusnya adalah di bidang kesehatan dan terkait penanganan pandemi Covid-19 ini. Termasuk juga di bidang ekonomi harusnya. Dan juga beberapa bidang lain mungkin yang dianggap relevan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Fadli menilai, ancaman Jokowi yang akan mereshuffle kabinetnya menunjukkan pengakuan bahwa ada masalah dalam kinerja para pembantu presiden.
Baca: Jokowi Marahi Para Menteri, Fahri Hamzah : Kali Ini Bukan Drama
Jika tidak ditindaklanjuti, Fadli menilai hal itu akan mendelegitimasi presiden.
"Jadi seharusnya, presiden mengambil langkah-langkah atas pidatonya. Kalau tidak, pidatonya itu dianggap angin lalu aja. Jadi, tidak jelas gitu, seperti aksi teatrikal aja gitu. Yang ujung-ujungnya hanya mau cuci tangan. Itu akan ada anggapan seperti itu," ucap Fadli.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal reshuffle saat rapat kabinet paripurna di hadapan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, Presiden mengajak para menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi menilai, hingga saat ini diperlukan kerja-kerja cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Terlebih, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyampaikan, bahwa 1-2 hari lalu growth pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6, bisa sampai ke 7,6 persen. 6-7,6 persen minusnya. Lalu, Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen.
"Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," ucap Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.