Kasus Positif Corona Bertambah 1.209, Jawa Timur Jadi Wilayah Penambahan Tertinggi
Jawa Timur menjadi daerah dengan tambahan tertinggi dalam update harian penambahan kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia, Senin (6/7/2020).
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Jawa Timur menjadi daerah dengan tambahan tertinggi dalam update harian penambahan kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia, Senin (6/7/2020).
Secara nasional, ada tambahan 1.209 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Sehingga kasus positif Covid-19 kini 64.958 orang.
Jawa Timur menjadi daerah dengan penambahan kasus tertinggi dengan 308 kasus baru.
"Bersamaan dengan itu, ada tambahan 104 kasus sembuh," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dilansir Metro TV, Senin.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona 6 Juli, Bertambah 1.209, Total Kasus 64.958
DKI Jakarta menjadi daerah kedua dengan tambahan terbanyak.
Ada 232 kasus baru Covid-19 di ibu kota.
Sementara itu sebanyak 373 orang dinyatakan sembuh.
Jawa Tengah di posisi ketiga dengan 127 kasus baru.
Bersamaan dengan dilaporkannya 60 kasus sembuh.
Adapun Jawa Barat berada di urutan keempat dengan 126 kasus baru.
Sementara itu 16 orang dinyatakan sembuh.
Sulawesi Selatan berada di posisi kelima dengan 84 kasus baru.
Sedangkan kasus sembuh bertambah 79 orang.
Sementara itu secara akumulatif nasional, pasien sembuh bertambah 814 orang.
Sehingga total kasus sembuh 29.919 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 70, sehingga total kasus kematian 3.241 orang.
Baca: Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19
Gejala dan Ciri Virus Corona
Seseorang yang terpapar virus corona atau Covid-19 akan mengalami berbagai macam gejala.
Gejala virus corona yang paling umum ialah demam tinggi dan batuk kering.
Dalam kasus yang lebih parah, gejala Covid-19 meliputi kesulitan bernafas.
Namun, beberapa dokter yang menangani pasien virus corona, melihat beberapa gejala lain yang biasanya tidak dikaitkan dengan Covid-19.
Seperti yang dilansir Business Insider, wakil direktur medis di perusahaan telemedicine K Health, Dr. Edo Paz, mengungkapkan:
"Gejala tambahan yang dialami orang-orang yang terkena virus corona yaitu hilangnya indera pembau dan perasa, sakit perut, nyeri badan, dan mual."
Baca: Ambulans Dihadang di Ambon, Jenazah Corona Diambil Paksa, 8 Orang Jadi Tersangka
Masalah pencernaan, termasuk mual, diare, dan bahkan muntah, agak lazim pada pasien COVID-19.
David Hirschwerk, seorang spesialis penyakit menular di Northwell Health, penyedia layanan kesehatan terbesar di New York, mengatakan bahwa dari apa yang dia lihat "Ada 10% pasien yang memiliki gejala masalah pencernaan."
Namun, apa yang belum dipahami oleh para dokter adalah mengapa ada begitu banyak gejala virus corona.
"Komunitas medis belum tahu mengapa virus corona mempengaruhi orang secara berbeda, dan beberapa ada yang lebih parah daripada yang lain," kata Paz.
Namun, Dr. Rishi Desai, kepala petugas medis di Osmosis, percaya bahwa gejala ada hubungannya dengan bagaimana virus corona masuk dan bergerak ke dalam tubuh orang yang terinfeksi.
"Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang unik, dan akibatnya, beberapa orang akan mengalami reaksi yang agresif terhadap COVID-19, sementara yang lain biasa saja," kata Desai.
"Gejala umumnya timbul sesuai di mana virus berada di dalam tubuh."'
Baca: Kronologi Tenaga Medis Diduga Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19
Bagaimana virus COVID-19 bergerak di dalam tubuh manusia?
Masih dilansir Business Insider, Desai mengatakan virus corona yang pertama kali mengenai hidung dan belakang tenggorokan, menyebabkan gejala-gejala seperti flu biasa, termasuk hidung tersumbat, pilek, dan sakit tenggorkan.
Di tahap itu, beberapa pasien akan kehilangan indra penciuman dan indra perasa.
Selanjutnya, kata Desai, virus yang berpindah ke paru-paru, kemungkinan menyebabkan sesak napas, batuk, dan nyeri dada.
Virus kemudian bisa pindah ke aliran darah, di mana demam, berkeringat saat malam, rasa tidak nyaman, dan kelelahan bisa terjadi.
"Itu berarti bahwa beberapa orang mungkin hanya mendapatkan gejala terlokalisasi ke satu wilayah sedangkan yang lain mungkin mendapatkan gejala di semua wilayah," kata Desai.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Daryono/Tiara Shelavie)