Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar UGM: Wabah Covid-19 Berakhir Paling Lambat Februari 2020

Jika berdasarkan prediksi optimistis, Dedi memperkirakan pandemi corona akan berakhir paling cepat pada November

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pakar UGM: Wabah Covid-19 Berakhir Paling Lambat Februari 2020
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
IMUNISASI ANAK - Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menyuntikkan vaksin pada anak yang mengikuti program imunisasi di Puskesmas Ngagel Rejo, Selasa (30/6/2020). Pelayanan imunisasi untuk anak tetap berjalan sesuai jadwal, meski saat ini Indonesia tengah dirundung wabah COVID-19 akibat virus Corona. Pelayanan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

*Total Kasus Positif Sekitar 227 Ribu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengubah segala tatanan kehidupan yang mapan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Akibat pandemi tersebut, banyak sektor kehidupan yang berubah.

Semua orang kini ke mana-mana harus pakai masker. Para siswa sekolah terpaksa harus belajar dari rumah.

Begitu pula dengan para pekerja yang sebagian terpaksa harus bekerja dari rumah.

Meski telah berlangsung selama beberapa bulan, belum ada tanda-tanda kasus corona
mengalami penurunan.

Baca: Jumlah Kumulatif Konfirmasi Covid-19 Indonesia Melebih China, Dokter Reisa: Kita Pasti Bisa Lawan

Sebaliknya, belakangan kasus positif Covid-19 di Indonesia justru menunjukkan peningkatan signifikan.

Berita Rekomendasi

Yang terkini, per 20 Juli kemarin, kasus corona di Indonesia sudah menyentuh angka 88.214 orang Belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir.

Namun pakar statistika Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dedi Rosadi, memiliki prediksi sendiri kapan pandemi ini akan berakhir.

Jika berdasarkan prediksi optimistis, Dedi memperkirakan pandemi corona akan berakhir paling cepat pada November 2020.

Dedi menyampaikan prediksi terbarunya ini berdasarkan model hybrid kompartemen
SIR-Regresi-runtun-waktu dan metode model Probabilistic Data Driven Model Covid-19
Indonesia.

Baca: Dampak Pandemi Covid-19 di Luar Prediksi Membuat Semua Negara Terancam Resesi

Dalam perhitungan prediksi ini, Dedi mengandeng dua rekannya alumni
FMIPA UGM, Joko Kristadi dan Fidelis Diponegoro.

Dedi menjelaskan berdasarkan tracking data terakhir menggunakan berbagai
pendekatan pemodelan data-driven atau berbasis pergerakan data terdapat kenaikan
nilai proyeksi kasus positif diakhir pandemi yang cukup signifikan.

"Prediksi paling optimis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu diperkirakan pandemi akan berakhir di awal November 2020 dengan total kasus positif di sekitar 112 ribu penderita," jelas Dedi dalam keterangan tertulisnya melalui Humas UGM, Senin (20/7/2020).

Petugas dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap menyiapkan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Keputih, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2020). Dari data yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya per Selasa (14/7/2020), korban meninggal sebanyak 638 orang, pasien positif 7.331 orang, dan pasien sembuh sebanyak 3.700 orang. Sebanyak 1.600 jenazah sudah dimakamkan di TPU Keputih dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Petugas dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap menyiapkan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Keputih, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2020). Dari data yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya per Selasa (14/7/2020), korban meninggal sebanyak 638 orang, pasien positif 7.331 orang, dan pasien sembuh sebanyak 3.700 orang. Sebanyak 1.600 jenazah sudah dimakamkan di TPU Keputih dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Sementara untuk model Probabilistic Data Driven Model Covid-19 Indonesia didapati
prediksi bahwa masa puncak corona terjadi pada Juli-Agustus 2020.

Dengan perhitungan itu, pandemi diperkirakan akan berakhir pada Februari 2021.

"Pandemi akan berpuncak di akhir Juli sampai akhir Agustus 2020 dan berakhir di akhir Februari 2021 dengan estimasi total kasus positif di sekitar 227 ribu penderita," ujarnya.

Meski demikian menurutnya akhir pandemi ini tetap tergantung pada kebijakan
pemerintah dan kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

Baca: Dampak Pandemi Covid-19 di Luar Prediksi Membuat Semua Negara Terancam Resesi

Menurut Dedi hal itu merupakan kunci mengadang kenaikan penambahan pasien.

"Kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol new normal adalah kunci untuk mengadang kenaikan rate penambahan pasien Covid-19," ujarnya.

Di sisi lain, berdasarkan perhitungan angka Rt corona di Indonesia masih pada angka
1.08.

Artinya, sejumlah daerah yang masih menjadi episenter penyebaran corona harus
tetap waspada. Daerah episenter itu antaranya Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, serta Kalimantan Selatan.

"Pengendalian provinsi-provinsi lain yang berpotensi membahayakan seperti Jawa
Tengah, Sumatera Utara, Bali, Sumatera Selatan dan Papua perlu dioptimalkan agar
Indonesia dapat semakin optimis menatap ke depan," ujarnya. (tribun
network/den/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas