Protokol Kesehatan Pada Anak Saat Pandemi, Jaga Jarak 2 Meter, Pakai Masker Plus Face Shield
Kasus anak yang tertular Covid-19 di Indonesia dikatakannya cukup tinggi, bahkan tertinggi di Asia. Melihat fakta itu, bagaimana melindungi si kecil?
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus anak yang tertular Covid-19 di Indonesia dikatakannya cukup tinggi, bahkan tertinggi di Asia. Melihat fakta itu, bagaimana melindungi si kecil saat pandemi?
Dokter spesialis anak, dr. Andreas mengatakan protokol kesehatan pada anak sedikit berbeda dari protokol kesehatan untuk orang dewasa.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa penularan virus Covid-19 yang berupa aerosol maupun aerbond dapat melompat sejauh satu setengah meter.
Karena itu sangat disarankan menjaga jarak atau Physical distancing pada anak sejauh 2 meter.
"Physical distancing pada anak yang kita (IDAI) anjurankan itu 2 meter," ujar dr Andreas.
Andreas menyarankan agar anak selama masa pendemi Covid-19 ini tetap berada di rumah, jika tidak benar-benar diperlukan.
Namun bila ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan anak berkegiatan diluar rumah hendaknya orang tua menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti misalnya ketika anak harus melakukan imunisasi ke rumah sakit.
"Ketika kita harus datang ke rumah sakit, protokol kesehatan harus dilakukan. Yang terbaik masker plus face shield lebih melindungi lagi dan cakupannya lebih besar menggunakan masker yang dikombinasikan dengan faceshield," katanya.
Baca: Berapakah Banyak Masker yang Dapat Dibuat oleh Ibu?
Baca: Penjelasan Jenderal TNI Andika Perkasa Terkait Istri Pakai Masker Seharga Rp 22 Juta
Anak Usia 2 Tahun Tak Dianjurkan Pakai Masker
IDAI dalam keterangan dr. Andreas tidak menganjurkan anak dibawah 2 tahun menggunakan masker.
Namun ia menyarankan untuk menggunakan penutup di kereta dorong pada anak dibawah 2 tahun saat harus keluar rumah.
"Ketika kita punya kereta dorong itu ditutupi atau dilindungi dan anak dipakaikan face shield," katanya.
"Atau pilihan kedua, membawa tas anti Covid-19 dibawa yang isinya handsanitizer, dan untuk bersih-bersihnya," katanya.
Maka ia berharap orang tua memperhatikan pelindungan kepada anaknya dari virus ini.
"Sekarang ini, mall dibuka anak dibawa ke mal, tapi tidak diperhatikan kalau anak juga harus dibawa imunisasi. Jadi protokol kesehatan anak sama dengan orang dewasa. Namun, pilihannya untuk masker baru diberikan pada anak diatas 2 tahun," katanya.
Bahagiakan Anak, Risiko Tertular Virus Pun Minim
Kebahagiaan pada anak dapat mengurangi resiko penularan infeksi virus pada anak.
Dokter spesialis anak, dr. Andreas mengatakan selain memberikan asupan yang bernutrisi pada anak, menjaga anak agar tetap bahagia akan meningkatkan imunitas pada anak.
"Anak yang bahagia akan memproduksi hormon endorfin yang secara langsung akan meningkatkan kekebalan tubuh," ujarnya dalam talk show yang diselenggarakan BNPB di YouTube, Minggu (26/7/2020).
Andreas menjelaskan kebutuhan vitamin untuk meningkatkan imunitas sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
Cukup hanya dengan memastikan memberikan nutrisi yang baik, istirahat yang cukup dan memberikan waktu supaya anak bahagia, kekebalan tubuh akan meningkat dengan sendirinya.
"Kekebalan tubuh yang baik akan melawan infeksi virus tersebut," katanya.
Andreas menyarankan agar anak selama masa pendemi Covid-19 ini tetap berada di rumah.
"Yang jelas stay at home, jelas tidak diperkenankan keluar rumah ketika tidak diperlukan sama sekali," katanya.
Jika ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan berkegiatan diluar rumah hendaknya orang tua menerapkan protokol kesehatan yang ketat.